12. ketiduran

3.7K 121 1
                                    

Didalam mobil Ara terus saja mengoceh dan berdebat dengan Baby. Mungkin jika sekilas orang mendengarkan pembicaraan mereka, orang akan menyimpulkan kalau Baby dan Ara seumuran, Baby tidak dewasa sama sekali justru sering berdebat dan menyalahkan Ara.

"Tante udah baca dongeng putri salju?" Tanya Ara yang duduk di sebelah Baby.

"Ngapain gue baca dongeng begituan?" Tanyanya

"Bagus Tante ceritanya" Ara mengambil buku dongeng yang ada ditasnya.

"Ini tentang Putri yang dibuang sama ibu tirinya__" belum selesai Ara bercerita Baby sudah lebih dulu memotong

"Udahhh tauukk, gak usah cerita cerita deh"

"Sini Tante Ara ramal" Ara menarik tangan Baby , kemudian jari telunjuk Ara tampak mengikuti garis tangan Baby.

"Apa? Gue bakalan kaya gitu?" Tanya Baby tanpa menoleh kearah Ara.

"Tangan Tante halus" puji Ara tulus

"Ya iyalah gue sering perawatan, emangnya elo doyan maen pasir" ejek Baby.

Karena jengah mendengar perdebatan antara anaknya dan Baby, Adry memutar lagu mellow yang seketika membuat Baby menyandarkan kepalanya di jendela, Ara menyandarkan kepalanya di lengan Baby. Entah sejak kapan kedua nya langsung tertidur pulas

Adry menatap mereka berdua dari kaca depan,melihat Ara yang menyandar diatas paha Baby , melihat mata Baby tertutup rapat sambil memegangi kepalanya.

"Malah pada tidur, mana aku gak tahu alamat si Baby lagi" decak Adry frustasi.

Karena bingung akan membawa Baby kemana, dan gadis ini sedari tadi dibangunkan sangat sulit sekali. Adry memutuskan untuk membawa Baby ke rumahnya. Adry membopong Ara terlebih dahulu, menidurkan Ara di kamarnya.

Kemudian melakukan hal yang sama, namun kali ini dengan berat badan yang berbeda. Adry berkali kali menggerutu karena berat badan Baby, dia memutuskan menidurkan di kamarnya saja, karena kamar Ara yang terletak di atas dan itu jelas saja membuat Adry tidak sanggup.

Adry membanting tubuh Baby diatas kasurnya, menyelimuti gadis itu dan menghela nafas lega.

"Cewek ini berat berton ton" akhirnya Adry keluar kamar dan membaringkan tubuh diatas sofa.

Beberapa detik saat mata Adry tertutup, terdengar bunyi bel dari rumah. Dengan malas Adry bangun, membuka pintu rumah dan mendapati dua sahabatnya datang dengan kaleng soda ditangan.

"Kebiasan banget malam malam kesini" gerutu Adry sambil membukakan pintu.

"Lagi ribut gue sama istri" sahut lelaki yang ditumbuhi kumis diarea bibir.

Temannya yang tengah melepas sepatu, berdiri tegak sambil menerobos masuk.

"Anak Lo udah tidur?" Tanyanya

"Baru aja" Adry duduk di sofa memandangi kedua temannya yang sibuk membuka kaleng soda dengan ciki cikian.

"Si Baskara gak ikut?" Tanya Adry pada Pandu dan Alan.

"Kita sengaja gak ngajak dia" ujar Alan sambil meneguk botol sodanya "pusing gue sama istri, kerjaannya ngoceh muluuu tiap hari" Alan memegang kepalanya , memberi gestur bahwa dia benar benar pusing.

"Berantem lagi?" Tanya Adry sambil meneguk soda.

"Yah gitu lah"

Adry menatap soda ditangannya, memandang jauh jauh dan membayangkan mendiam istri yang selalu menasehati mengenai minuman soda.

"Lo gak ada niatan buat cari istri lagi?" Tiba tiba suara Pandu memecah keheningan.

Adry menatap manik mata Pandu yang terlihat benar benar ingin mendengar jawaban nya.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang