28. Rindu Ken

3.2K 116 4
                                    

Adry yang baru tiba di depan rumahnya, menghentikan mesin mobil dan berniat membuka pintu mobil

Drrttt drrrttt

Mendengar suara ponsel yang ada di dasbor dia berhenti untuk mendorong pintu. Walpaper ponsel milik Baby membuatnya diam sejenak. Memandangi dengan mata yang sulit di jelaskan.

**

"Udah punya Pacar?" Pertanyaan tiba tiba dari Manik membuat Baby menoleh dengan binar mata bahagia.

Seperti rencananya, semua berjalan dengan baik

"Belum" katanya melemah

Manik tidak menimpali lagi jawaban Baby, dia menatap Hendrik dan Vio yang sudah berjoget dipanggung.

"Hendrik temen kakak?" Tanya Baby masih pada pandangan bahagia Vio

Manik mengangguk tanpa bersuara, dia menyesap jus melon yang ada digenggaman.

"Dari semester 1 kita kenal" jelasnya

"Oh"

"Lo sama temen Lo itu, udah lama kenalnya?"
Kali ini Manik sedikit merubah posisi berdirinya.

"Mama kita berdua temenan dari SD, otomatis setiap kali Mama gue dan Mama Vio ketemu, kita selalu ketemu juga" jelas Baby berbelit "pokoknya kita kenal udah dari bayi"

Vio turun dari panggung dan mendatangi baby.

"Cabut kuy, udah malam banget. Nyokap gue dari tadi nelfonin terus" ujar Vio dengan tampang kusutnya.

Baby melirik ke jam dipergelangan tangan, pukul sepuluh malam. Dia pun menatap Manik yang juga menatapnya, mungkin sedikit meminta persetujuan kalau dia akan pulang lebih cepat.

"Balik aja gak papa, lagian emang udah malam" kata Manik yang seakan mengerti arti tatapan Baby.

"Kita anterin ya?" Tawar Hendrik sudah dengan kunci mobil di tangan

Baby dan Vio langsung kompak menggeleng.

"Kita naik taksi" ujar mereka kompak.

Manik dan Hendrik mengernyitkan dahi, sedikit heran sih sama kelakuan dua anak didepannya ini. Biasanya kalau ada yang menawarkan mengantar pulang, mereka akan menerima dengan senang hati.

"Beneran?" Tanya Manik memastikan apakah mereka tidak apa apa pulang sendiri

Baby mengangguk mantap "lagian kan kak Manik sama kak Hendri orang penting di BEM"

"Iya bener itu, kalau kakak nganterin kita, gak enak sama kakak kakak yang lainnya" timpal Vio cepat.

"Kita duluan ya" Baby buru buru menarik tangan Vio sebelum Manik dan Hendrik berucap lebih banyak lagi.

Baby dan Vio sudah keluar dari gedung tempat berlangsungnya pesta, ditatap oleh kedua mata Hendri dan Manik bersamaan.

"Cinderella" kata Hendri tiba tiba

"Bukan, Putri mahkota" sergah Manik masih menatap lekat pintu masuk

"Dua anak orang kaya yang cantik, satu calon penerus rumah sakit swasta terbaik se Indonesia, satu lagi penerus perusahaan periklanan terbesar di Asia" Hendrik geleng geleng
"Lo yakin soal ini?" Mata Hendrik menatap wajah Manik dari samping

Manik pun menoleh sambil menepuk bahu Hendrik

**

Mereka berpisah setengah jam yang lalu, saat ini Baby dengan tas ransel dan baju santainya membuka pintu rumah Adry.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang