69. Titik hancur

3.3K 136 24
                                    

Baskara terbaring tidak berdaya diatas brangkar. Pandu dan Alan terlihat begitu berantakan, Pandu yang sudah mengenakan kacamata melepaskan kacamata dan memijat ujung pulupuk mata.

"Gimana keadaan Baskara? " Rindu berjalan tergesa gesa kearah suaminya.

Setelah sadar, Rindu langsung berlari kesini, Baby terisak di ambang pintu.

"Jantungnya kambuh" kata Pandu

"Apa ada sesuatu yang ngebuat Baskara drop lagi?" Rindu menatap mata Alan, meminta kejujuran.

"Tadi" Alan menunduk "tadi Baskara nemui Rama"

Helaan berat keluar dari mulut Rindu, perempuan itu hampir terjatuh kalau tidak disangga Ken. Baby merasa bersalah dan meremas ujung bajunya.
Rindu memegang tangan Baskara, perempuan itu menatap suaminya yang sedang terlelap, selang infus terpasang ditangan kiri Baskara. Lelaki itu tidak pernah sakit sebelumnya, selalu kuat sebagai kepala keluarga.

**

Adry mendapatkan pesan dari Alan bahwa Baskara jatuh pingsan, sekarang di rawat di rumah sakit milik keluarga Wirawan. Lelaki itu menyabet jas dan pergi menuju rumah sakit.

Berita saat ini sedang kacau, hanya dalam beberapa jam berita mengenai dirinya dan Baby menempati tranding 1-5 di YouTube, belum lagi masuk ke berita Nasional.

Adry menyusuri lorong VVIP, menatap kekanan dan kiri. Di kursi tunggu, gadis berambut panjang menangis sambil tertunduk, itu Baby. Adry mendekati Baby dengan perlahan, lelaki itu mengusap rambut Baby, memberi kekuatan dari sana.

Baby mendongak nya, menatap dengan buliran air mata yang menggenang. Buliran itu jatuh membasahi pipi, membuat si empunya terisak.

"Papa" suara lemah Baby mulai terdengar "Papa" Baby terbata bata oleh isakan nya.

Adry masih berdiri didepan Baby, lelaki itu menarik nafas. Dia duduk di sebelah Baby, mencoba menenangkan gadis itu sebisanya.

"Maaf" ujar Adry lirih.

Maaf karena terlambat jujur pada Baskara, maaf karena mencintaimu, maaf karena membuatmu kesusahan. Kalimat itu terus menerus di ucapkan Adry dalam batinnya.

Baby masih terisak sambil menunduk, dia kehilangan kekuatan barang mengangkat kepala, menunjukan wajah nya yang sudah tersebar luas sebagai gadis murahan di Indonesia.

"Kamu harus kuat" Adry menepuk bahu Baby, lelaki itu ingin menyalurkan kekuatan yang tersisa miliknya ke Baby, andai dia bisa melakukannya.

"Beritanya jahat banget Om" Baby terisak di akhir kalimat

"Saya tahu" Adry menatap arah depan, menatap dinding putih kokoh yang berdiri tanpa merasa gemetar sama sekali.

Berita seperti ini benar benar membuat mental Baby down, seharusnya diusia Baby, gadis itu mendapatkan banyak komentar positif bukan negatif seperti ini.

"Om, Om gak bisa ya bikin media berhenti beritin kita, kasihan papa om" Baby memohon

Andai Adry memiliki kekuatan sebesar itu, memiliki kekuasan untuk membuat rakyat Indonesia tidak memiliki penilaian negatif terhadap Baby. Tapi ke mampuan Adry hanya sebatas mengendalikan perusahaan, membayar orang orang yang mau bekerja sama dengan dirinya. Menutup berita? Itu sudah terlambat Baby, berita ini sudah menyebar luas di Indonesia, bahkan sudah di konsumsi masyarakat yang buta informasi, yang tidak menyaringnya dan menyebar luaskan berita tidak benar.

"Om" Baby menggoyangkan lengan Adry, gadis itu berharap Adry akan mengabulkan keinginannya, bukankah Adry selalu menjadi lelaki penurut

Adry menarik Baby kedalam pelukannya, lelaki itu memejamkan mata. Menahan rasa sakit akan berita ini. Baby menangis di dada Adry, menangisi papanya yang terbaring lemas di brangkar, menangisi berita mengenai dirinya juga menangisi semuanya.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang