18. Blokir

3.5K 117 0
                                    

Baby terbangun ketika tanpa sengaja Ara menjatuhkan mainannya sehingga menghasilkan bunyi dentuman yang keras. Dia melepaskan earphone, menegakkan posisi duduk, merentangkan tangan dan menguap lebar lebar.

Adry melihatnya, dengan mata kepalanya sendiri, menyaksikan satu satunya perempuan terjorok yang pernah dia lihat.

"Jam berapa?" Tanya Baby dengan suara serak

Tidak ada yang menyahut, kecuali bunyi Ara yang sibuk bermain rubik.

"Jam berapa sih?" Tanya Baby dengan suara menaik

"Kamu punya hp kenapa gak dicek sendiri" ujar Adry ganas sambil menatap dokumennya.

"Ou iya lupa" Baby nyengir, melihat ponselnya yang menunjukan pukul tiga sore.

Banyak panggilan dari Ken, Rindu, Baskara maupun Vio. Mereka adalah kumpulan orang orang yang selalu mencari kemana pun Baby pergi, heran.

Baby membuka history Chat antara dirinya dan Vio, mengirim lokasi dimana dia berada pada sahabat yang sudah dia kenal dari SMP itu.

Baby
Gue lagi di perusahaan Sila

Vio tidak langsung membaca, karena saat mata Baby menatap Ara yang sibuk dengan permainan, Vio baru membuka pesan itu.

Vio
Ngapain? Pemotretan? Bonyok Lo nyariin, Ken sampe ke kelas, geledah isi kelas nyari elo. Toa toa sekolahan juga manggilin elo.

Baby
Bodo ah, gue minggat dari rumah

Vio
😒 Kadal, enak bener hidup elo main minggat minggatan

Baby
Salah siapa, gue disuruh homeschooling

Vio
Ha? Seriusan elo bener di suruh homeschooling?

Baby
Kalau bukan karena homeschooling gue gak bakalan kabur

Vio
Lewat mana elo kaburnya. Cctv gak nangkep elo lompat pager

Baby
Menghilang

Adry menutup berkasnya, menghampiri Ara yang masih bermain dengan permainan.

"Udah sore, pulang yuk" ajak Adry.

Mendengar kata pulang. Baby bergegas merapikan barangnya, ikut berdiri dan mendekati Adry.

"Saya mau pulang. Kamu naik taksi pulang kerumahmu " usir Adry

Baby menggeleng "ijinin gue nginep dirumah Om semalam aja ya" pinta Baby memelas

Rasanya sehari ini yang didengar Adry hanyalah keluh kesah dari orang aneh dibelakangnya. Dari menyetrika baju, membuat susu sampai tumpangan tidur

"Saya bukan tempat penampungan orang, kamu pergi cari hotel " kata Adry merapikan mainan Ara.

Baby murung, hingga bibirnya membentuk garis lurus. Ara melihatnya, melihat mata Baby yang seolah basah, dan anak kecil umur tujuh tahun itu tidak tega

"Papa biarin Tante Bunda nginap dirumah kita" kali ini tangan mungil Ara menggapai tangan kekar Adry

Lelaki yang hampir berkepala lima itu menoleh, dengan wajah marah sekaligus bingung.

"Sayang Ara, Tante Bunda kan punya rumah. Biar dia pulang, nanti kalau di cari mama sama papa nya gimana?" Kata Adry menyakinkan Ara agar tidak memintanya untuk menerima Baby menginap dirumah

"Tapi Ra, nanti kalau tante bunda pulang kerumah. Tante Bunda pasti dimarahin Mama sama papanya Tante Bunda" Baby sengaja menampilkan wajah memelas nya. Jauh memelas ketika dia tengah kelaparan atau sedang kesakitan.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang