70. Sebuah Penyelesaian

3.2K 142 32
                                    

Baby berjalan membawa tas ransel dengan tatapan nanar. Semua siswa siswi bahkan sudah berani membicarakan Baby, memberinya tatapan menjijikan. Baby berjalan menunduk dengan mata yang berkaca kaca, menatap beberapa kramik putih yang dia pijaki.

Srek

Tas ransel milik Baby di rebut seseorang, Baby mendongak. Menatap Lydia yang sudah melemparkan tas ransel ke taman kelas. Baby hanya menatap tas ransel warna hitam yang terkena tanah.

Vio mengambilnya, menepuk tas itu dan menatap Lydia dengan tajam.

"Eh kalo mau jadi preman jangan disini, sana di pasar" maki Vio dengan suara lantang.

Lydia bersidekap dengan wajah congkak, dia menatap Baby yang sudah kehilangan nyali.

"Cewek murahan kayak elo gak pantes sekolah!!" maki Lydia

Baby menarik nafas, mencoba memberanikan diri untuk melawan Lydia. Tapi nyali besarnya yang dulu sering dia banggakan sudah lari entah kemana. Apalagi bukan hanya Lydia yang membenci Baby saat ini, beberapa siswa siswi sudah menatap penuh penghakiman ke pada Baby.

Reno, lelaki penguasa setelah keluarga Araba berjalan kearah Baby. Dia tersenyum sekilas, lalu menepuk pipi Baby dengan lembut.

"Beb, Lo masih punya muka sekolah disini?" Tanya Reno

Mereka yang sudah termakan berita seolah berlagak seperti hakim. Menghakimi seseorang hanya dari tulisan. Mengumpati diam diam atau secara terang terangan. Orang seperti Baby sekarang sudah dianggap sampah.

"Lo" suara Baby bergemetar, bagaimana dia mampu menghadapi satu sekolahan "Lo mau gue keluarin dari sekolahan ini" ujar Baby sekuat tenaga

Baby meremas roknya. Ucapannya tadi ditertawakan Reno dan Lydia. Kedua orang itu sedang puas menertawakan Baby sekarang.

"Apa Lo bilang?" Reno mendekatkan telinganya kearah Baby "ngeluarin gue?" Dia tertawa

"Lo dulu kali Beb yang bakalan keluar dari sekolahan ini" Lydia mendorong bahu Baby sehingga gadis itu mundur kebelakang "Lo udah kehilangan kekuatan disini Beb" dorongan Lydia bertambah kuat

"Selebgraam kok doyan sama oom oom" ucapan Reno tadi ditertawakan oleh siswa siswi yang menonton mereka.

Baby hampir menangis, dia menunduk sejadi-jadinya. Tawa dari siswa siswi yang memenuhi koridor seketika musnah. Ken membelah kerumunan, dia langsung memasang kuda kuda dan menendang tubuh Reno dengan kakinya sendiri.

Reno tersungkur kelantai, yang bisa dilakukan Ken hanya tertawa gembira melihat orang itu sudah jatuh ketanah.

Tahu kalau Ken datang, Lyida mundur selangkah. Ken menatap Lyida dengan tajam, seisi sekolahan tahu bagaimana sikap Ken, lelaki itu tidak segan memukul perempuan, siapapun bahkan bisa habis ditangan Ken, lelaki dingin berwatak sombong.

"Jaga ucapan Lo" Ken menuding Reno yang tengah berdiri.

"Sekali gue denger siapapun ngomongin Baby, gue gak segan segan keluarin dia dari sekolah ini!!" Ken berhenti "termasuk elo" Ken menunjuk wajah Reno dan Lydia bergantian

"Lo lupa kalau perusahaan bokap elo udah kehilangan banyak saham" Reno makin berani

Ken tertawa nyengir "ahh, Lo lupa siapa bokap gue?" Tanyanya

"Keluarga gue gak bakal jatuh miskin cuman karena beberapa persen saham di cabut direksi" Ken tersenyum bangga "Saham turun berapapun harganya, bukan jadi masalah besar buat keluarga gue" Ken maju selangkah menatap bengis wajah Reno

"Masih bisa sombong ternyata" Reno membalas tatapan sombong dari Ken

Ken mengibaskan baju seragam milik Reno, dia tersenyum "Lo jangan lupa, bokap gue punya enam stasiun televisi, satu perusahaan jasa pembuatan iklan, hotel bintang lima, sekolahan, dan mall" Ken tersenyum "Rakyat Indonesia emang lagi panas panasnya sama gosip Baby, tapi stasiun bokap gue tetep jadi tayangan nomor satu buat mereka" Ken merampas tas ransel Baby yang dipegang Vio

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang