34. tentang Lydia

3K 106 1
                                    

Baby sudah membasuh tubuhnya, duduk di ruang tamu menunggu kedatangan Manik. Beberapa saat Manik sudah datang dengan sebuket bunga ditangannya. Gila sih hari ini Baby menerima tiga buket. Baby tersenyum ramah pada Manik, mempersilahkan duduk dan berbasa basi sedikit

"Gak usah panggil kak, panggil Manik aja" kata Manik

"Emangnya boleh? Gue eh aku juga boleh pakek aksen lo gue?" Tanya Baby memastikan

"Yang mana buat elo nyaman aja Beb" Manik menatap mata Baby.

"Eh hubungan elo sama Lydia apa kabar?" Baby sedikit mendekatkan tubuhnya ke Manik.

Manik langsung gugup. Matanya tidak lagi menatap Baby, dia menatap arah asal, kemana saja asal tidak bertemu dengan mata Manik.

"Ya gitu" katanya

"Gitu gimana? Baik baik aja atau__" Baby sengaja memotong ucapannya

"Gue bosen sama dia Beb" kata Manik mantap mata Baby.

"Dasar kadal" batin Baby

"Kenapa? Lydia kan cantik "

"Cantik gak bisa jadi patokan dalam sebuah hubungan kan"

Baby hanya mendegus mendengar itu, mungkin Manik akan mengatakan kebalikannya jika didepan Lydia, bukankah seorang lelaki seperti itu.

"Dua selalu cemburu gue deket sama siapa aja, bahkan gue deket sama temen organisasi gue aja dia cemburu"

Baby menatap mata Manik, tapi entah kenapa dari pancaran mata lelaki itu, sebuah kejujuran yang hadir disana. Kedua sudut bibir Manik terangkat begitu manis.

"Sorry Beb, gue harus balik" ujarnya

Baby menaikan alisnya, kenapa bisa Manik buru buru pulang hanya karena mereka membahas tentang Lydia barusan

"Cepet banget, kan baru aja duduk"

Manik tersenyum sambil bangkit, dia sudah berjalan diikuti Baby dari belakang.

"Next Time gue main lagi" katanya

"Tapi bukan karena obrolan kita kan" ada nada tidak enak di ucapan Baby kali ini.

Baby tidak bermaksud membuat Manik tidak nyaman selama berbincang dengannya. Sungguh itu diluar dugaan Baby kalau Manik akan beraksi seperti ini ketika membahas tentang Lydia. Setahu Baby, hubungan Manik dan Lydia memang baik baik saja, Lydia sering pamer kemesraan melalui media sosial.

"Gak kok, santai aja" Manik permisi pergi, membawa mobilnya menjauhi pekarangan rumah Baby.

Kepergian Manik entah kenapa terasa aneh untuknya, dia jadi tidak enak karena Baby, Manik langsung buru buru pulang.

**

"Si siapa? Manik pacarannya Lydia?" Tanya Vio ketika mereka berdua duduk dikantin

"Iya" Baby menjawab sambil memakan somay

"Kenapa dia pulang cepet banget?" Tanyanya

Baby mengangkat bahu tanda tidak tahu. Dia menatap sekeliling, memikirkan alasan Manik pergi memang terlalu tidak masuk akal, bahkan setelah nya Baby mencoba menghubungi ponsel Manik juga tidak terhubung

"Oh ya, kemarin Sila mau batalin kontrak sama gue"

"Uhuk" mendengar penuturan Baby, Vio jadi tersedak

"Ati ati, keselek bakso bisa di operasi" ujar Baby tajam

"What? Kenapa mendadak gitu? Elo melanggar salah satu kontrak yang di sepakati? Atau minat pasar ke elo udah rendah? " Vio langsung membordir dengan pertanyaan pertanyaan

"Satu satu Vio" Baby memutar mata malas, dia menyudahi makannya

"Gue gak tahu alasan yang masuk akal dari pemutusan kontrak Sila kemarin, yang gue tahu pihak mereka baru sadar kalo gue anak SMA"

"Seharusnya mereka ngecek profil elo dari awal dong beb, bukannya ditengah tengah gini. Semua orang udah terlanjur tahu kalau elo model nya Sila, terus kalo tiba tiba elo gak kerja sama Sila, itu bakalan ngundang banyak pertanyaan" cerocos Vio tidak terima

"Gue juga udah bilang gitu" Baby memainkan sedotan diatas gelas, dia menatap bibir gelas dengan mata nanar "apa ini semua ada hubungannya sama Adry ya?" Tanya Baby tiba tiba

Vio langsung menoleh "ada yang elo sembunyikan ke gue tentang hubungan kalian?"

"Hubungan apa? Gue sama dia gak ada hubungan apa-apa bdw" elak Baby

"Tapi kalian tuh aneh gitu" Vio mendekatkan bibirnya ke telinga Baby "atau jangan jangan elo cinta sendirian sama duda itu"

Brak

"Hati hati Lo kalo ngomong" kata Baby bergegas pergi

Vio yang tertinggal sendiri  di kantin menjadi pusat perhatian  beberapa siswa oleh gebrakan meja Baby barusan

"Udah lanjutin aja, dia emang rada gila" kata Vio kepada seisi kantin

Vio lekas pergi menemui Baby dikelas, pokoknya dia harus memarahi Baby habis habisan karena membuatnya malu.

"Lo ya, udah gue kasih tahu jangan main gebrak meja masih aja" cerocos Vio begitu dia bertemu Baby dikelas.

"Lo__" Vio menghentikan kalimatnya saat tahu mata basah Baby
"Lo kenapa Beb nangis?" Tanya Vio langsung duduk didepan Baby.

"Lo kenapa sih ngomong kayak tadi?" Baby sesegukan "gue kan gak ada perasaan apa apa ke Adry" imbuhnya

Mendengar itu Vio menaikan alisnya, Baby menangis hanya karena pertanyaan Vio barusan

"Lo gak suka sama dia kenapa pakek acara nangis segala?" Tanya Vio "kalo elo gak suka tinggal bilang aja gak suka"

Baby menegakkan kepalanya, dia mengusap air mata yang bercucuran.

"Gue gak tahu kenapa gue bisa nangis" katanya masih menyeka air mata "pokoknya gue ngerasa sakit hati aja kalo ngomongin Adry, dia itu seenaknya, gak pernah ngertiin perasaan gue, gak pernah nganggep gue ada" teriak Baby masih dengan isak tangis.

Vio menarik Baby ke pelukannya, di usapnya punggung Baby dengan lembut.

"Beb, gue makin kesini makin tahu perasaan elo ke Adry itu gimana" ujarnya

Baby masih terus terisak , baru bisa berhenti saat Lydia dan teman temannya masuk kedalam kelas.

"Heh iblis, Lo apain cowok gue sampe dia bisa kayak gitu?" Lydia menggebrak meja dengan tampang pias

Baby bersidekap dengan congkak, menghadapai Lydia tidak boleh menunjukan sisi kelemahan.

"Cowok lo gak gue apa apain" jawab Baby santai

"Setelah dia ketemu elo semalam, kami berdua jadi berantem tau gak"

Baby memutar mata malas "Lo nyalahin gue atas ributnya kalian?" Tanya Baby "dengerin gue ya Lydia yang terhormat, urusan elo itu urus sendiri jangan nyangkut pautin orang yang gak tahu apa apa dong"

"Brengsek Lo ya, Lo mau ngerebut cowok gue dari gue" teriak Lydia

"Gue gak ngerebut, yah kalo nantinya elo putus sama cowok elo dan dia naksir gue sih itu bukan salah gue, berarti mata cowok elo masih bagus"

Mendengar itu Lydia langsung menjambak rambut Baby hingga gadis itu menggaduh kesakitan

"Awww, lepasin gak" teriak Baby ikutan menarik rambut Lydia.

"Lo harus gue bunuh sekarang juga iblis" teriak Lydia dengan kemarahan yang menggebu

"Awwwww, yaaaaaaa ayo kita mati sekarang" Baby mengeraskan tarikannya hingga Lydia teriak kesakitan

"Baby Lydia" teriakan seseorang membuat keduanya melepas tarikan. Rambut Baby sudah acak acakan begitu juga dengan rambut Lydia. Di kelas ternyata sudah banyak orang yang menyaksikan keributan mereka, apalagi sekarang Bu Adel berdiri dengan congkak menatap mereka berdua.

"Ikut saya kekantor" teriaknya.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang