61. Es Cream Ara

3K 133 7
                                    

Sesuai janji mereka yang akan datang ke undangan makan malam keluarga Rike, hari ini Baby dan Adry sudah rapi menuju rumah Rike. Masalah ijin dengan kedua orang tua Baby, gadis itu selalu memiliki banyak alasan untuk pergi dari rumah. Dan kali ini, Baby berkata dia akan menghadiri ulang tahun temannya, Baskara tidak tahu kalau Baby pergi dengan Adry, karena, Yah lelaki itu menunggu didepan gerbang.

Kalau dosa bisa di ibaratkan, mungkin selama ini malaikat Atid sering menulis dosa Baby sampai pena miliknya habis, sedangkan malaikat Rokib dia hanya duduk menyilangkan kaki sambil tertawa. Tidak tahulah, kenapa gadis itu selalu pintar berbohong.

Ara sibuk memainkan permainan yang baru di belikan papanya dari mall kemarin, dan Baby hanya melirik anak kecil itu bermain.

"Tante bunda mau beli es cream gak?" Tanya Ara, yang dimaksud es cream bukan es cream sungguh sungguhan karena saat ini Ara sedang bermain gerobak es cream.

"Ini yang coklat" tunjuk Baby dengan nada malas.

"Ini" Ara menekan es cream yang ditunjuk Baby, lalu mengeluarkannya. "Nih lima ribu ya Tante Bunda" kata Ara.

"Mahal amat?" Cicit Baby menerima es cream itu dan pura pura memakannya

Ara cekikikan sambil menutup mulutnya dengan tangan "Soalnya Ara mau bantuin papa nyari uang"

Mendengar itu Adry tertawa terbahak bahak, sungguh Ara yang ajaib. Batin Adry. Lelaki berumur itu membelokkan stir ke perumahan Rike. Baby tidak heran dengan bangunan super megah didepannya karena rumah yang dimiliki Baby jauh lebih megah dari ini. Mereka bertiga keluar dari mobil, Ara membawa mainan barunya, juga menggandeng tangan Baby seperti dia menggandeng tangan ibunya. Dan Adry, lelaki itu selalu berjalan didepan Baby tanpa mau mengimbangi langkahnya.

"Selamat malam pak Adry" sapa lelaki yang sudah sedikit keriput, hidungnya mancung Dengan sebagian rambut tembaga di area depan.

"Malam kembali" Adry membalas jabatan tangan lelaki didepannya.

Melihat Adry bertamu tidak sendiri, lelaki itu menaikan alis. Dia tersenyum kearah Baby juga kearah anak kecil yang mengayunkan tangan Baby.

"Kenalkan, ini anak saya, Ara" mula mula Adry memperkenalkan Ara yang ada di sebelahnya, lalu menatap Baby dan ragu memperkenalkan gadis ini sebagai apa?

Rike dan ibunya ikut menyambut Adry meskipun sedikit terlambat, perempuan gila bergincu merah itu langsung cemberut saat melihat wajah Baby. Matanya tajam menatap Baby, seperti memberikan tatapan menghunus yang mampu membelah badan Baby. Tapi gadis yang ditatapanya justru cuek.

"Ini eee" Adry melirik kearah Baby "Salah atu model diperusahan saya"

Deg

Baby melirik Adry yang sudah tersenyum menutupi kecanggungannya. Hanya model? Apa itu dia untuk Adry. Benarkah?

"Saya Purna" lelaki tua berambut tembaga itu mengulurkan tangan kearah Baby.

Dan dengan berat Baby menerimanya "Baby" katanya

Setelah berbasa basi cukup lama, mereka menuju meja makan yang sudah disiapi banyak hidangan. Mereka menikmati itu, sambil bercerita. Sebanarnya yang banyak bercerita hanya Adry dan Purna, selebihnya mereka memilih mendengarkan.

"Mari kita lanjutkan mengobrol di ruang santai" ajak Purna begitu makanan sudah selesai

Baby ikut berdiri dan menggandeng tangan Ara, gadis kecil itu menarik tangan Baby berulang ulang. Baby menatap Ara yang berwajah bosan.

"Apa?" Tanya Baby

"Tante bunda, Ara bosen, kita main di luar yok" ajak Ara mengayunkan tangannya.

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang