35. Panggilan orang tua

3K 107 0
                                    

Sebelum pergi ke ruang BK, lebih dulu Baby merapikan penampilannya, sehingga saat dia keluar dia masih terlihat cantik dan menarik.

Di ruang BK, Vio dan beberapa temannya juga mengikuti hanya saja harus menunggu didepan ruangan, sedangkan Baby dan Lydia duduk di depan Bu Adel dengan lagak masing masing.

"Kenapa kalian berantem tadi?" Tanya Bu Adel sarkatistik

"Si Lydia duluan yang Jambak saya Bu" tuding Baby jujur

"Enak aja, elo duluan yang bikin gue marah" kata Lydia tak mau kalah

"Eh kalo elo gak dateng ke kelas gue dan gak narik rambut gue, gue gak bakal bales ya!!" ucap Baby

Brak

"Diam !!! " teriak Bu Adel "kalian di ruang BK masih saja ribut?" Tanyanya

Bu Adel menatap penampilan satu persatu dari mereka. Penampilan yang tidak jauh berbeda, Baby dan Lydia patut di juluki sebagai Cabe SMA Araba.

"Saya akan panggil orang tua kalian" kata Bu Adel membuat mata Lydia dan Baby terbelalak

"Gak bisa dong Bu, kan kita bisa didamaiin tanpa orang tua kita tahu" ujar Baby panik

"Eh siapa yang mau damai sama elo" ujar Lydia membuat Baby menoleh tajam kearahnya

"Elo mau orang tua kita dipanggil cuman masalah gak jelas kayak gini"

"Apa gak jelas buat elo, buat gue masalah ini penting" teriak Lydia

"Jadi pentingan cowok elo itu ketimbang sekolah" Baby geleng geleng "dosa apa Om Alan bisa punya anak modelan kayak elo gini" decak Baby sengit

Lydia hendak menyerang Baby dengan melempar pukulan tapi suara Bu Adel membuatnya berhenti

"Saya tidak perduli masalah kalian apa, yang jelas saya akan panggil orang tua kalian sesegera mungkin" tegasnya

"Panggil aja" kata Lydia

"Lo apa apa in sih. Kalau elo mau ngundang orang tua elo kesini silahkan, tapi gak buat orang tua gue" kata Baby menolak

"Kenapa elo takut?" Ledek Lydia

"Gue gak takut, cuman emang gue gak mau aja orang tua gue yang super sibuk itu kesini cuman karena masalah gak seberapa ini" kilah Baby segera menutupi kekhawatirannya

"Atau jangan jangan elo takut di homeschooling in Mama elo yang dosen itu"

Baby langsung melirik tajam kearah Lydia. Dia ingin mengutuk gadis di sampingnya ini, sungguh. Kalau bukan Baskara kenal dengan keluarga Alan mungkin Baby akan mencabik cabik mulut Lydia.

**

Baby keluar ruang BK dengan tampang kusut dan lemas, sedangkan wajah Lydia justru datar dan biasa saja. Alan memang bukan tipikal orang tua yang seperti Rindu maupun Baskara, dia tipikal orang tua yang cuek, bahkan selalu mengikuti apapun kemauan Lydia termasuk pilihan profesinya kelak.

Baby murung, menemui Vio yang berdiri didepan ruang Bk dengan setia.

"Gimana?" Tanyanya khawatir

Baby langsung memeluk Vio begitu gadis itu bersuara, baginya sahabat yang baik hanya Vio tidak ada yang lain selain Vio.

"Bu Adel bakalan manggil orang tua gue" cerita Baby di pelukan Vio

Lydia? Oh gadis itu sudah pergi dengan dua temannya, mungkin pergi kekelas atau kemana yang jelas Baby sudah tidak perduli.

"Mampus Lo Beb, kenapa sih lo tadi pakek acara ngeladeni si Lydia?"

"Ya gue gak terima di bilang ngerebut pacarnya" ujar Baby dengan suara lantang

"Padahal kan kenyataan gitu" cibir Vio melepaskan pelukannya "sekarang gimana?" Tanya Vio

Baby menggeleng dengan wajah pucat miliknya, dia sudah berjanji tidak akan membuat ulah di sekolahan. Tapi nyatanya apa?

"Kalau Mama elo yang datang elo bisa mampus Beb, bener bener di homeschooling in" ujar Vio menepuk bahu Baby

"Lo coba telfon bokap Lo deh, jelasin yang sebenarnya ke dia" saran Vio menatap butir mata sahabatnya

"Kalau bokap gue marah gimana?" Tanya Baby

"Mending bokap elo yang marah ke elo ketimbang nyokap elo" Vio menatap wajah Baby lebih dalam sambil menghela nafas "gue bakalan bantuin elo buat jelasin ke bokap elo nantinya" imbuh Vio merubah wajah Baby menjadi berseri

"Bener ya?" Baby mengangkat tangan Vio, gadis yang dipegang tangannya itu mengangguk.

"Vioo elo emang temen gue yang paling baikkk banget" ujar Baby memeluk Vio hingga gadis yang dipeluknya batuk batuk sesak nafas.

**

Adry masih saja melamun di kantornya, fikirannya kalut, entah kenapa dia selalu memikirkan akan tatapan sendu milik Baby. Padahal mereka baru tinggal serumah beberapa hari. Kenapa Baby sepengaruh itu untuknya. Suara rengekan Baby senantiasa menggema ditelinga Adry. Apa hanya dia yang merasakan hal yang ini?

Hujan rintik rintik turun dari langit yang semula biru, menghilangkan matahari cerah di langit. Air hujan menampar jendela dimana tatapan Adry masih jatuh kesana. Adry menggenggang ponselnya, menatap nomor ponsel milik Baby. Sebenarnya dia punya nomor ponsel anak itu tapi enggan untuk menghubunginya.

"Gak, saya harus cepat cepat menghilangkan anak itu dari fikiran saya. Ini semua salah, ya ini semua salah" ujarnya pada diri sendiri.

Meski begitu Adry justru hanya mondar mandir diruangan, tidak jelas lagi apa yang akan dia lakukan.

**

Baskara yang menerima panggilan dari Baby tadi akhirnya datang kesekolah, dia datang dan menemui Baby yang menunggunya didepan ruang BK. Raut wajah pucat Baby justru membuat Baskara menjadi luluh.

"Pa, beneran Baby gak mulai ini semua, kalau papa gak percaya tanya sama Vio pa" kata Baby langsung menarik Baskara yang bahkan belum mengatakan sepatah katapun

"Kamu tahu kan, Lydia itu anak siapa?" Tanya Baskara dengan suara penuh wibawa

"Maaf pa" tatapan Baby jatuh kebawah, bahkan tanpa sadar anak itu menunduk penuh takut "Baby gak mulai semuanya" katanya lirih

"Bas" panggilan dari Alan langsung di toleh oleh Baskara, Baby maupun Vio yang berdiri didepan ruang BK

"Kesini juga?" Tanya Alan yang tidak tahu apa apa

"Baby dan Lydia berkelahi tadi" ujar Baskara memasukan tangannya ke saku celana.

Mendengar itu, Alan melongo, sungguh dia kira dia mendapatkan panggilan dari sekolah untuk membicarakan prestasi Lydia tetapi yang terjadi justru kebalikannya. Lydia datang bersama dua temannya, wajah nya masih santai dan biasa, seperti tidak ada sesuatu hal yang terjadi.

"Sini" panggil Alan dengan suara menaik "kamu berantem? " tanyanya

Lydia menatap kuku tangan "iya"

"Kamu tahu siapa Baby?" Tanya Alan.

Lydia mendongak, menatap tidak suka kearah Baby yang juga dibalas dengan tatapan yang sama

"Tahu, anak temen papa kan" jawabnya sadis "tapi dia yang bikin Lydia marah pa"

"Enggak Om, Lydia yang datangi kelas Baby dan nyerang Baby tiba tiba" elak Baby sebelum semuanya tambah salah paham

"Enak aja, elo yang mulai duluan"

"Eh bukti masih ada ya kalau elo yang datang kekelas gue" balas Baby tak mau kalah

"Baby Lydia" bentak Baskara membuat keduanya kicep "saya gak perduli siapa yang memulai yang jelas masalah ini harus di akhiri" tambah Baskara terdengar menaik

"Ayo masuk, kita selesaikan didalam" ajak Alan dengan tampang kesal

First Love Duda (Squel BARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang