Chapter 2: Who

30.2K 1.9K 10
                                    

Alexa membanting pintu apartemen dengan gusar. Di lempar highheels-nya ke sembarang arah. Badannya terkulai lemas di atas sofa ruang tamu, botol wine yang ada di tangannya kini hanya tinggal terisi setengah.

Suasana ruangan yang remang tanpa pencahayaan membuatnya tampak seperti seorang pencuri di pagi buta. Terlalu malas rasanya hanya untuk sekedar menyalakan lampu ruangan, sinar bulan yang masuk lewat jendela menjadi pemandangan tersendiri baginya.

Alexa memejamkan matanya berusaha menghilangkan rasa pusing pada kepalanya, perlahan kesadarannya mulai menghilang di gantikan ketenangan alam bawah sadar, tapi baru saja ia bisa mendapat sedikit ketenangan suara teriakan seorang wanita berhasil membuatnya terlonjak kaget.

Lampu ruangan yang tiba-tiba menyala membuat Alexa menyipit kan matanya berusaha menyesuaikan penglihatannya.

"Flo!" Teriak Alexa saat menemukan adik sahabatnya yang berdiri di belakang kulkas dengan pisau di tangannya.

"Astaga Alexa! Kau hampir membuatku terkena serangan jantung!" Decak Flora sebal lalu menaruh pisau di tangannya di atas meja bar.

"Kau ini dari mana saja sih? Jam segini baru pulang." Omel Flora sambil menjatuhkan pantatnya di salah satu sofa di ruang tamu.

Alexa berdecak sebal sebelum kembali memejamkan matanya, terlalu malas menjawab pertanyaan tak penting dari sahabatnya yang tidak waras itu.

"Kau sendiri, sedang apa kau disini?"

Flo mengangkat tangannya dengan senyum menyebalkan andalannya.

"Sorry, kau kan tahu sendiri Jack pasti akan membunuh ku kalau tahu aku habis dari club lagi." Ucap Flo membuat Alexa menyerit dahi tak suka.

"Kau pergi ke club lagi?" Alexa membenarkan posisi duduknya, menatap tajam perempuan berambut pirang di depannya itu.

"Ayolah Alexa, aku ini sudah 17 tahun, aku sudah cukup dewasa untuk pergi-pergi ke tempat seperti itu."

Alexa memutar bola matanya malas, tidak ada gunanya juga menasehati bocah batu seperti Flora.

"Whatever!" Alexa beranjak dari tempatnya dan memasuki kamarnya yang berada di lantai dua.

"Dengar! saat aku bangun aku mau kau sudah pergi dari apartemen ku. Dan awas saja kalau kau membawa-bawa nama ku saat kau berbohong kepada kakak mu itu." Ucap Alexa sebelum ia menutup pintu kamarnya.

"SIAP KAPTEN!" Teriak Flora dari bawah sana.

Alexa menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Nyaman.

Sepertinya ia harus segera tidur, karena nanti pagi sepertinya ia harus mulai kembali bekerja dan melepaskan masa libur panjangnya ini. Menyebalkan.

------

Berlin, Jerman
10:00 PM

"Apa kau sudah mengurus si tikus kecil itu?" Tanya seorang pria dengan postur tubuh tinggi dan tegap. Rahangnya yang kokoh dan tatapan matanya yang tajam berhasil membuat siapa saja yang berhadapan dengannya akan merasa terancam.

"Sudah bos, sesuai yang anda perintahkan." Jawab salah satu pria dengan pakaian serba hitam yang berdiri tepat di belakangnya.

Pria dengan iris mata berwarna abu itu menatap intens kearah pemandangan kota Berlin yang tampak indah pada malam hari.

Di minumnya cairan bening itu dengan sekali teguk, menyisakan rasa panas dan nikmat di tenggorokan-nya.

"Para bandit itu berfikir bisa menghentikan ku dengan mengirim orang-orangnya itu. Tapi sepertinya mereka belum tahu dengan siapa mereka mencari masalah." Ucap pria sambil memainkan gelas kaca di tangannya.

The Angel Of Death [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang