Reymond berjalan memasuki ruangannya, ia mengerut kan dahi bingung saat melihat keberadaan Bennet yang berada di ruangannya dengan segelas Vodka di tangannya. Pria itu tampak sangat kacau, langkah kakinya yang tampak menggema di sepenuh ruangan membuat mata pria itu menatap kedatangannya dengan wajah marahnya.
"Kemana saja kau?!" Tanya Bennet langsung bangkit dari duduknya.
Reymond melempar jas nya ke atas kasurnya dan meletakan jam tangannya di atas meja.
"Ada masalah apa kali ini?" Tanya Reymond dengan santainya, pria itu bahkan tidak merasa bahwa bahaya sedang mengancam dirinya.
"Kenapa kau sangat susah di hubungi?"
Reymond terdiam beberapa saat sebelum kembali berjalan lemari besi di balik pintu khusus di kamarnya.
Selama dua hari ini ia memang sengaja mematikan ponselnya, ia tidak ingin mengambil resiko jika Alexa mendengar percakapannya saat di vila. Dan lagi ia tidak ingin di ganggu oleh siapapun saat bersama wanita itu.
"Jika tidak ada yang penting kita bicarakan nanti Bennet." Ucap Reymond lalu berbalik menuju kamar mandi.
Tapi belum sampai tangannya menyentuh engsel pintu suara Bennet seolah membuat pikiran nya terseret begitu saja pada kejadian masa lalu nya. Tangannya menggenggam erat hanya ketika mendengar satu nama itu.
"Aurora, dia ada di sini Reymond."
Reymond memejamkan matanya, ia menarik nafas dalam dalam berusaha mendapatkan kembali ketenangan nya, tapi semakin ia berusaha memejamkan matanya bayangan bayangan itu justru kembali menghantuinya.
Ia berbalik, menatap Bennet dengan dingin. Nada rendah pada suara nya membuat Bennet menelan saliva nya dengan susah payah.
"Sedang apa dia ada di sini?"
Bennet menggeleng kan kepalanya. "Aku masih belum mengetahui tujuannya datang kesini." Ucap Bennet.
Reymond mengangguk paham, pria itu memutar langkahnya, ia berjalan menuju mini bar di kamarnya. Menuangkan cairan bening di gelas kacanya nya dan meneguknya dalam sekali tegukan.
Bennet menarik nafas dalam-dalam, ia tidak yakin apa ia harus memberi tahu ini sekarang apa tidak. Tapi ia tidak ingin melihat pria itu kembali kehilangan kesempatan nya. Aurora wanita itu sangatlah licik, walau ia masih berusia dua puluh tahun. Cara pikir Aurora yang luar biasa membuat Sergio sangat menyayangi putri nya itu.
"Reymond." Panggil Bennet.
Reymond menatap pria itu dengan sebelah alis terangkat. "Apa lagi?"
Bennet menghela nafas lelah. "Sepertinya dia mengetahui tentang Alexa."
PRAAKK
Bennet memijit ujung pelipisnya saat melihat gelas yang semula berada di tangan Reymond kini telah berubah menjadi pecahan kaca yang berserakan di lantai, nafas pria itu kembali memburuh. Matanya memerah menyorot lurus pada kaca ruangan yang menampakan pemandangan kota LA di malam hari.
Satu pukulan melayang pada meja bar membuat tangan pria itu terdapat bercak darah. Suara gemelatuk dari giginya membuat Bennet rasanya ingin kembali menarik kata-katanya.
Reymond bangkit dari duduknya dan berjalan kearahnya, pria itu menarik kerah bajunya dengan tatapan tajam.
"Sudah ku bilang jangan sampai ada yang mengetahui tentang keberadaan Alexa! Apa pekerjaan seperti itu saja sangat sulit?!"
Bennet menghela nafas gusar. "Maaf, aku tidak tahu jika wanita itu bisa bertindak jauh hanya dalam waktu beberapa jam."
Reymond melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Bennet, pria itu tersenyum sinis menatap orang kepercayaannya selama bertahun-tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel Of Death [Completed]
Romance[Completed] Highest Rank: #1 in action [22-06-2021] #2 in Bilionaire [18-06-2020] Follow terlebih dahulu untuk dapat informasi tentang cerita ini. 17+ "Jangan harap kau bisa kembali saat kau dengan sengaja memasuki kehidupan ku Alexa." ...