Chapter 41: Gunman

12.3K 897 82
                                    

Reymond menatap tajam pria di depannya, Arthur Hamilton. Pria yang dengan beraninya menyentuh Alexa di hadapan semua orang, dan dengan santainya pria itu kini duduk di depannya dengan satu batang rokok yang terselip di antara jari tangannya.

"Baiklah kita mulai saja, aku membawa semua barang yang kalian inginkan. Dan sesuai yang di janjikan aku menginginkan uang ku." Arthur menghembuskan asap rokok di mulutnya.

Aurora melirik sekilas pada Reymond yang masih diam dengan tangan yang mengepal kuat, mereka tidak bisa berlama-lama disini. Ia tidak tahu kapan emosi Reymond akan memuncak dan menghancurkan mereka semua.

"Aku membawa uang mu Mr. Hamilton." Ucap Aurora membuka sebuah koper hitam yang berisi uang sejumlah tujuh puluh ribu dollar Amerika.

(*Kalau di rupiah in sekita 1 M di Indonesia)

Arthur menghisap rokok nya, ia tersenyum miring menatap Aurora yang sudah membuka sebuah koper yang menampakkan uang miliknya.

"Aku tidak menginginkan transaksi seperti ini, nona Aurora."

Aurora menatap datar pria di depannya, tatapan tajam itu kini tampak tidak bersahabat sama sekali.

"Apa maksudmu mu Mr. Hamilton?"

Arthur mengangkat tangannya membuat seorang wanita yang berada di sebelahnya mengeluarkan sebuah ponsel yang menampakkan sebuah halaman rekening seseorang.

"Aku menginginkan mu mentransfer uang ku saat ini juga." Ucap Arthur.

Aurora memutar bola matanya malas. "Itu memerlukan waktu, kami tidak bisa langsung mentransfer uang sebesar itu ke rekening anda. CIA bisa melacak itu." Ucap Aurora mulai tidak habis pikir dengan semua ini.

Arthur mengangkat bahunya acuh. "kalau begitu transaksi kita batal, tidak ada uang tidak ada barang."

Aurora menghembuskan nafas gusar. "kami sudah menyiapkan uang anda Mr. Hamilton kau sendiri yang membuat ketentuan yang seenaknya." Aurora menggebrak meja di depannya.

Dante dan beberapa anak buahnya yang melihat itu langsung mengangkat senjatanya dan mengarahkan nya pada Aurora, tapi seolah itu tidak membuatnya gentar sedikitpun, matanya masih menyorot tajam pada pria di depannya.

Reymond menarik nafas dalam-dalam, ia bangkit dari duduknya membuat kini mata Arthur menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Bagaimana? Apa kau lebih memilih berperang dari pada berdamai?"

Reymond tersenyum sinis. "Aku akan memilih berperang untuk menghadapi orang-orang seperti mu. Tapi sayangnya kali ini aku datang sebagai seorang utusan bukan pemimpin."

Arthur tersenyum miring, ia mengangkat kedua kalinya ke atas meja seolah menikmati setiap momen yang terjadi di ruang yang penuh aura menegang di dalamnya.

"Kirimkan." Titah Reymond, Aurora menatap Reymond tidak setuju. Tapi perkataan pria itu tidak akan pernah bisa di bantah sedikitpun.

Aurora membuka ponselnya, ia memasukan beberapa kode pada ponselnya. Dan mengirimkan sejumlah uang sesuai yang di janjikan pada sebuah nomor rekening yang sudah di tentukan. Waktu terus berjalan, memerlukan sedikit waktu untuk memproses nya. Ia menggunakan jalur lain dimana proses transaksi ini tidak akan bisa di lacak oleh siapapun.

Suara keributan di luar sana sudah mulai terdengar. Aurora mendesah nafas saat garis di ponselnya masih menunjukan 70% proses pengiriman.

"Tenanglah Mrs. Martinez kau seperti terlihat sedikit panik." Arthur tertawa kecil.

Aurora memasang wajah datar. Ia menghembuskan nafas lega saat proses pengiriman sudah terkonfirmasi. Aurora mengangkat layar ponselnya, menunjukkan para Arthur bahwa ia sudah melakukan yang pria itu inginkan.

The Angel Of Death [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang