Flashback 15 year ago
"Kau akan pergi sekarang?"
Mata bulat itu menatap sosok pria yang sedang memasukan beberapa benda yang mungkin tidak harus ia lihat di usia nya saat ini, ada beberapa senjata api dan ber-bagai macam jenis pisau dengan ukiran yang sangat unik. Pria di depannya meringis kecil memegangi luka di perutnya sebelum kembali bersandar di balik pohon, wajah pria itu yang agak pucat membuat gadis itu mengerti bahwa pertolongan yang ia berikan tidaklah cukup untuk menyelamatkan pria itu dari kematian.
"Kau akan mati bukan?"
Bukannya merasa tersinggung pria itu justru tertawa saat mendengar pertanyaan, Alexa memiringkan kepalanya membuat beberapa helai rambut panjangnya menutupi separuh wajah cantiknya.
"Apa pertanyaan ku lucu?" Tanya Alexa dingin.
Pria itu terdiam sejenak menatapnya. "Tidak, hanya saja kau gadis yang sangat unik. Pola pikir mu yang sangat berbeda dengan anak seumuran mu—dan itu sangat membuatku terkesan." Ucap pria itu mengangkat bahunya acuh.
Alexa mendesis sinis. "Psikopat gila." Gumam Alexa kecil.
Dahi pria itu mengerut bingung. "Apa?"
Alexa mengambil tempat duduk di atas tanah, membiarkan gaun putihnya terkotori. Ia menarik rambutnya kebelakang membuat wajah putihnya terlihat dengan jelas tanpa tertutup sehelai rambut pun.
"Orang bilang aku seorang psikopat gila."
Sergio tertegun mendengar perkataan gadis di depannya, perkataan itu juga pernah ia dengan dari gadis kecilnya.
"Kenapa? Kenapa mereka menyebut mu seperti itu." Sergio menatap lekat iris biru laut milik gadis itu, tidak ada rasa takut sedikitpun yang ia lihat. Wajah datar dan dingin itu menatapnya dengan sangat dalam.
Alexa mendelik acuh. "Itu hanya karena aku tidak sengaja menancapkan pisau di paha teman ku."
Sergio menaikkan sebelah alisnya. "Tidak sengaja?" Tanyanya dengan nada menyelidik.
Alexa tersenyum miring. "Dia menyebalkan, dia merusak barang milik ku." Ucap Alexa tidak suka.
Sergio menatap gadis di depannya dengan lekat, memperhatikan setiap pergerakan gadis itu. Bagaimana ia berekspresi dan berbicara membuat sesuatu dalam dirinya bangkit begitu saja. Gadis asing yang baru ia temui beberapa jam yang lalu ini memiliki aura yang begitu luar biasa, semua nya tampak sempurna. Hanya di butuhkan sedikit polesan maka dia akan menjadi lawan yang sangat tangguh.
"Kau mau menjadi putri ku?"
Alexa mengangkat sebelah alisnya. "Apa untungnya kalau aku menjadi putri mu?"
Sergio menarik nafasnya dalam-dalam, pria itu tampak berfikir sejenak sebelum kembali membuka suaranya.
"Apapun yang kau mau, kekayaan, kekuasaan, dan rasa hormat. Kau bisa mendapatkan semua itu."
Alexa tertawa kecil. "Maaf tapi kau salah orang, aku bisa mendapatkan itu semua tanpa perlu menjadi anak mu tuan." Ucap Alexa sinis.
"Ayah ku adalah seorang billionaire dan ibu ku adalah seorang desainer terkenal, karyanya sudah terkenal di mana-mana bahkan di negara tetangga. Kekayaan, Kekuasaan, dan rasa hormat itu bahkan sudah aku dapatkan sebelum aku lahir ke dunia ini." Alexa tersenyum sinis.
Kesombongan.
Satu kelemahan gadis ini adalah kesombongan yang tinggi, ia merasa sudah mendapatkan semuanya tapi nyatanya itu semua hanyalah omong kosong. Seorang anak tidak bisa di pandang tinggi hanya karena dia adalah anak dari orang ternama. Tapi seseorang akan di pandang tinggi di mata orang lain saat ia bisa mendapatkan keberhasilan nya sendiri, bahkan saat ia harus terlahir di keluarga terendah sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel Of Death [Completed]
Romance[Completed] Highest Rank: #1 in action [22-06-2021] #2 in Bilionaire [18-06-2020] Follow terlebih dahulu untuk dapat informasi tentang cerita ini. 17+ "Jangan harap kau bisa kembali saat kau dengan sengaja memasuki kehidupan ku Alexa." ...