Chapter 55: Ilusionis?

12.8K 944 104
                                    

"Ya, dia di temukan dalam keadaan tidak sadarkan diri di apartemennya. Sepertinya obat yang kita berikan bekerja di waktu yang tepat."

Gelap.

Apa yang terjadi?

Aku menatap sebuah ruang kosong tanpa sedikitpun cahaya yang dapat menuntun ku, suara itu bisa ku dengar tapi tidak ku lihat keberadaannya. Sebenarnya apa yang terjadi kepada ku, rasa pusing itu datang begitu saja membuat semuanya terhenti.

Aku harus bangun, ada yang harus aku lakukan. Sergio pasti sudah menunggunya bukan? Tapi kenapa matanya terlalu sulit untuk di buka?

"Apa kau menemukan sesuatu?"

Steve.

Suara itu sangat familiar di telinganya, tidak perlu melihat pun ia bisa mengetahui siapa yang sedang berbicara di depannya. Tapi kenapa Steve bisa ada di sini, dimana Sergio? Ada apa ini sebenarnya.

"Aku mendapatkan lokasinya pak, obat itu membuatnya bereaksi seolah ia tetap sadar. Kami sudah merekam semua yang ia katakan saat tidak sadarkan diri."

Steve menatap wanita yang tertidur pulas di atas sofa, ia menatap ke penjuru ruangan. Dari semua tempat Alexa justru datang ke sini, tangan Steve meraih sebuah bingkai foto yang menampakan seorang gadis manis yang sedang memegang setangkai bunga dengan wajah datar. Bahkan walau dalam keadaan seperti ini pun Alexa tetap terlihat cantik.

"Apa kita harus membangunkan dia sekarang?"

Steve melirik sekilas kearah seorang wanita berambut pirang dengan datar sebelum kembali meletakan bingkai foto di tangannya di meja, ia mengangguk kecil membalas pertanyaan rekannya.

"Ya, bangun kan dia sekarang. Dia sudah terlalu lama bermimpi." Ucap Steve dengan nada sinis.

Sandra menghela nafas, ia menatap Alexa yang tertidur lelap di atas sofa. Ia menekan sebuah tombol berwarna hijau di tangannya membuat sebuah getaran pada tubuh wanita itu kembali menarik kesadaran Alexa. Mata biru itu terbuka, ia mengerjapkan matanya bingung. Alexa menatap ke sekelilingnya, dia mengerutkan dahi saat menemukan Steve yang menatapnya sinis dan Sandra yang menatapnya sedih.

Alexa menarik tangannya berusaha bangun tapi semua itu sia-sia, tangannya terikat dan ada sebuah alat yang melekat di kepalanya, dan ia tahu betul apa yang sedang terjadi padanya saat ini.

"Kau curang," ucap Alexa tidak terima. Semua itu hanya kebohongan, apa yang ia bayangkan semuanya hanya sebuah ilusi semata?

Steve tersenyum sinis. Ia berjalan kearah Alexa dan mencengkram rahang wanita itu, matanya menatap dingin dan menusuk.

"Bukankah itu yang kau lakukan pada ku Alexa? Kau bersenang senang dengan seorang yang telah banyak membunuh rekan mu sendiri." Ucap Steve sinis.

"Brengsek! Bajingan kau Steve!" Teriak Alexa tidak terima.

Steve melirik Alexa tidak peduli, ia berbalik menatap anak buahnya.

"Siapkan semuanya dan beritahukan Davis bahwa kita sudah mendapatkan semua informasi yang kita butuhkan."

"Oh iya jika Davis bertanya dari mana kita mendapatkan informasi nya, katakan saja–"

Steve melirik kearah Alexa. "Kekasih Reymond Martinez sendiri yang memberi tahu semuanya." Steve mencibir pelan.

Alexa mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Dasar rendahan!"

Steve mengangkat tangannya memerintahkan anak buahnya untuk segera bersiap, ia menatap Sandra dan menyuruhnya untuk pergi.

The Angel Of Death [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang