Chapter 21: Without love

15.9K 1.1K 40
                                    

Alexa menatap canggung pria yang saat ini sedang sibuk menatap beberapa makanan yang baru saja dia bawa ke beberapa piring.

"Kau terlihat sangat sibuk." Ucap Reymond membuat Alexa menggaruk lehernya bingung, alasan apa yang harus ia katakan sekarang.

"Tidak juga." Alexa berjalan menuju dapur, kedua tangannya menjadi tumpuan untuk menahan kepalanya. Matanya tidak pernah henti memperhatikan setiap hal yang di lakukan Reymond, seolah olah pria itu tidak bisa lepas dari tatapannya.

"Aku tahu aku tampan." Ucap Reymond tanpa mengalihkan tatapannya.

Alexa memutar bola matanya malas. "Percaya diri sekali anda."

Reymond mengangkat bahunya acuh, pria itu menyodorkan sepiring apel yang sudah di kupas. "Makanlah."

Alexa mengangkat sebelah alisnya, ia mengambil satu potong apel dan memakannya tanpa minat.

"Apa?" Tanya Alexa merasa risih karena Reymond yang terus menatapnya dengan senyum yang tampak menawan, ah sepertinya ia sudah semakin tidak waras karena tanpa sadar telah mempersilakan pria itu memasuki hidupnya.

"Kau cantik." Tangan Reymond terangkat mengusap lembut ujung kepala Alexa membuat wanita itu terdiam untuk beberapa saat sebelum kembali memakan potongan apel terakhirnya.

"Kau mengejek ku? Aku belum mandi sejak pagi." Ucap Alexa menunjuk dirinya sendiri yang tampak sangat kacau, ia menatap sinis Reymond yang hanya tertawa kecil.

Ah, kenapa pria itu sangat menyebalkan.

"Kalau begitu cepat mandi dan ganti baju, aku akan memasakkan makanan untuk kita."

Alexa menghembuskan nahas lelah, itu bukan ide yang buruk. Perutnya memang belum di isi sejak pagi membuatnya tidak bisa berfikir dengan baik.

"Baiklah masak yang benar, jangan menghancurkan dapur ku!" Ucap Alexa lalu berjalan memasuki kamar mandi.

Suara air yang mulai mengalir dari balik ruangan membuat Reymond kini menatap ruangan yang tampak cukup berantakan, matanya terpaku menatap foto seorang gadis kecil yang sedang tersenyum kecil di sebuah taman. Dia Alexa, Reymond bisa mengenalinya hanya dengan melihat mata gadis itu yang tampak berbinar.

"Andai kau bukan bagian dari mereka, pasti semuanya akan baik-baik saja." Gumam Reymond.

Pria itu kini beralih menatap layar komputer yang masih menyala, ia melirik sekilas kearah pintu kamar mandi sebelum melihat beberapa file tersembunyi di komputer itu. Ia mendesah kecil saat ternyata setiap file yang berada di sini harus menggunakan password, kira-kira apa yang akan Alexa gunakan untuk password komputernya.

Reymond mengetikan beberapa nomer secara acak yang mungkin saja akan berhasil, tapi akhirnya gagal. Suara rintik air yang mulai menghilang membuat pria itu kini beranjak dari tempatnya dan kembali ke dalam dapur dan mulai menyibukkan diri dengan beberapa hal.

"Sudah?" Alexa keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang terbalut baju handuk dan rambut yang basah.

Wanita itu ternyata tampak jauh lebih cantik saat tetesan air yang berjatuhan dari ujung rambutnya, mata Reymond terpaku untuk beberapa saat pada wajah itu sebelum kembali mengatur mimik wajahnya dengan cepat.

"Aku rasa lebih baik jika kita memesan makanan saja." Ucap Reymond dengan wajah datarnya.

Alexa tersenyum miring. "Baiklah pesan beberapa makanan aku kan ganti baju dulu."

Alexa berjalan memasuki kamar tidurnya, meninggalkan Reymond yang kini terduduk di tempatnya dengan wajah gusar.

"Jangan sampai jatuh di jurang yang sama." Gumamnya kembali mengulang perkataan Bennet beberapa hari yang lalu.

The Angel Of Death [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang