Chapter 27: Foreign feeling

13.1K 1K 17
                                    

Alexa berjalan keluar dari dalam mobil, jam yang sudah menunjukan pukul dua belas malam membuat keadaan gedung apartemen terlihat lebih sepi dari jam-jam biasa. Ia terlalu sibuk di markas sampai lupa waktu, ponsel nya pun yang mati membuat ia tidak sadar bahwa hari sebentar lagi akan berganti.

Langkah Alexa terhenti di pintu gedung apartemennya saat menemukan sosok pria yang sedang terduduk di depan pintu kaca dengan wajah datar seperti biasanya, hanya saja rambut pria itu yang berantakan dengan dua kancing kemeja abu nya yang sudah terlepas membuat penampilannya tampak sangat kacau.

Entah apa yang baru pria itu hadapi, apa lagi saat matanya kini beralih menatap tangan kanan pria itu yang menampakan darah di sekitar telapak tangannya yang sudah mulai mengering, sosok misterius yang berhasil memasuki kehidupan nya dan menghancurkan satu persatu topeng di wajahnya.

"Reymond..." Panggil Alexa lembut.

Mata pria itu menatapnya dengan tatapan yang sulit ia mengerti, Reymond bangkit dari duduk dan berjalan kearahnya. Tanpa memikirkan rasa sakit pada luka di tangannya pria itu menarik Alexa kedalam pelukannya, pelukan hangat yang selalu menemani ia saat tertidur.

"Kenapa lama sekali." Ucap Reymond yang lebih terdengar seperti sebuah bisikan kecil.

Alexa membalas pelukannya itu dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Reymond, matanya terpejam menikmati hembusan angin pada malam hari yang seolah menembus kulitnya.

"Maaf...banyak yang harus aku urus akhir-akhir ini." Balas Alexa.

Pelukan di tubuhnya semakin mengerat membuat kini dahinya mengerut bingung. "Apa ada masalah dengan perusahaan mu?" Tanya Alexa sambil mengusap lembut punggung pria itu.

Reymond memejamkan matanya, ia merasa lebih tenang saat ini. Aroma tubuh Alexa yang sangat memabukkan selalu berhasil membuat sudut bibirnya terangkat merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan.

"Jangan pergi, apapun yang terjadi tetaplah di samping ku." Ucap Reymond.

Alexa tidak mengerti apa yang di maksud pria itu, tapi ia tak urung tetap mengangguk kecil membalas perkataan Reymond.

Reymond melepaskan pelukannya, membuat kini ia bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Tangannya yang masih di penuhi darah memegang kedua bahunya, tidak ada kata yang keluar dari bibir nya. Reymond hanya menatap lurus kearah matanya, Alexa tersenyum kecil. Tangannya terangkat menggenggam lembut tangan kanan pria itu.

"Kau bisa menatap ku semau mu, tapi pertama-tama kita harus obati luka mu, hm?"

Reymond memberikan satu kecupan kecil di puncak kepalanya, pria itu tersenyum lembut kearahnya.

"Tentu."

------------

Alexa menuangkan secangkir teh pada cangkirnya, ia menghela nafas saat melihat Reymond yang masih terdiam di tempatnya. Ia baru selesai mengobati luka di tangan pria itu, tapi sampai saat ini ia tidak tahu penyebab luka itu ada.

"Ada apa?" Alexa mengusap lembut pipi Reymond membuat kini pria itu menatap dirinya dengan dalam.

Reymond menarik Alexa untuk duduk di pangkuannya, tangannya yang melingkar di leher pria itu membuat jarak di antara keduanya semakin menipis.

"Ada apa?" Ulang Alexa.

Tapi lagi-lagi yang ia dapatkan hanya gumaman tidak jelas, Reymond memeluk pinggangnya dengan erat dan menenggelamkan wajahnya ke dadanya.

"Aku tidak suka kau dekat dengan pria itu." Perkataan Reymond itu membuat dahi Alexa mengerut bingung.

"Siapa?"

The Angel Of Death [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang