Chapter 5: Man

20.8K 1.6K 10
                                    

Raymond menatap kearah jalan kota Los Angeles di malam hari, pria itu memainkan gelas kaca di tangannya mata tajamnya seolah akan menembus dinding kaca di depannya, di belakangnya seorang wanita yang saat ini hanya menggunakan gaun tipis yang bahkan tidak bisa menutupi tubuhnya dengan sempurna sedang terduduk mengikat rambutnya secara asal membuat punggungnya tampak terekspose dengan sempurna.

Wanita itu berjalan menghampiri pria yang sedang terduduk di tempatnya.

"Baby." Panggil wanita itu dengan nada manja.

Raymond menatap wanita yang sedang duduk di pangkuan-nya dengan tajam, ia mengusap pipi wanita itu dengan lembut membuat sang wanita tersenyum senang. Tangannya yang semula berada di atas kian turun mengusap leher mulus wanita yang bahkan tidak ia ingat namanya.

"Baby aku-" ucapan wanita itu tertahan saat cengkeraman tangan pria itu mengeras seolah akan mematahkan lehernya.

Raymond tersenyum miring menatap wanita yang saat ini sedang bergerak gelisah dengan mata berkaca-kaca, ia memberontak dengan memukul-mukul bahunya. Tubuhnya kini kian membeku dengan mata yang terbuka lebar, Raymond mendorong kuat wanita itu dari atas pangkuan-nya.

Matanya melirik sekilas wanita yang saat ini sedang terbujur kaku di tempatnya, ia tidak peduli sama sekali, ia sangat benci kepada wanita yang berani menyentuhnya tanpa seijin dirinya.

Suara ketukan pada pintu kamarnya tidak membuatnya bergerak sama sekali dari tempatnya. "Masuk." Ucapnya penuh perintah.

Seorang pria yang lengkap dengan setelan jas-nya berjalan masuk kedalam ruangan dengan pencahayaan yang kurang, hanya mengandalkan sinar bulan yang masuk lewat sela-sela kaca membuatnya tampak temaram.

"Kau membunuh lagi Raymond." Ucap pria itu dingin saat melihat seorang wanita yang terbujur kaku di atas lantai.

"Dia menyentuh tanpa seijin ku." Ucap Raymond sambil meminum cairan bening di gelas kacanya sampai kandas.

Bennet menghela nafas menyerah, ini memang bukan sesuatu yang baru. Wanita itu justru lebih beruntung karena mati dengan cepat, karena wanita yang lain harus mendapat sedikit penyiksaan terlebih dahulu sebelum malaikat maut merenggut nyawa mereka.

"Jadi ada apa kau memanggil ku." Tanya Bennet yang saat ini sedang duduk di salah satu sofa di ruangan.

Raymond tersenyum sinis, matanya kini kian menggelap menatap pemandangan di depannya. Otak nya kini kembali berputar mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.

"Cari tahu siapa wanita bergaun merah yang ku temui saat di restoran." Ucap Raymond yang lebih terdengar seperti sebuah perintah yang tak terbantahkan.

Bennet mengangkat sebelah alisnya. "Lagi?" Tanyanya. Ini bukanlah kali pertama pria itu menargetkan seorang wanita yang akan ia hancurkan kehidupannya.

"Dia berbeda." Ucapnya kembali mengingat wajah cantik wanita yang ia temui, mata tajam dan bibir merah itu seolah menantang dirinya. Wajah yang tidak menampakan sedikitpun ketakutan itu justru membuatnya semakin menarik, gaun merah yang tampak kontras di kulit putihnya dan punggung indah yang terekspose begitu saja membuatnya ingin segera membawa wanita itu ke atas ranjangnya.

"Baiklah akan suruh orang untuk mencari tahu tentang wanita itu." Ucap Bennet lalu berjalan keluar ruangan meninggalkan pria yang saat ini sedang tersenyum miring.

"Bitch." Ucapnya tersenyum miring.

--------

"Jerk!" Umpat Alexa sambil melempar tas Carrie ke atas kasur membuat sang pemiliknya menatap tajam dirinya.

The Angel Of Death [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang