Raymond tersenyum miring saat mendapati lawan bicaranya yang mulai memasang sebuah tembok pertahanan, wanita itu menatap dingin ke arahnya. Tidak ada senyum manis yang selalu ia dapatkan jika bertemu dengan perempuan-perempuan lain di luar sana.
"Tempat ini tidak begitu ramai untuk mendapatkan satu meja mu sendiri tuan." Sindir Alexa dengan sinis.
Raymond terkekeh kecil.
"Aku hanya berfikir untuk memperbaiki pertemuan pertama kita kurang baik."
Alexa mengangkat sebelah alisnya tertarik, apa pria di depannya ini sedang berusaha mendekatinya?
"Tidak perlu terimakasih, akan ku pastikan ini pertemuan kita yang terakhir." Alexa menekan kata-katanya dengan tajam lalu bersiap untuk segera pergi, membuang buang waktu dengan pria aneh ini membuat suasananya menjadi semakin memburuk.
Hanya butuh beberapa detik saat tangan itu berhasil menarik tubuhnya dan membuatnya kini kembali terduduk di kursi yang sebelumnya di duduki oleh pria itu. Alexa tampak sedikit terkejut saat kini posisi keduanya terasa terlalu dekat, pria itu mengurung dirinya di antara kedua tangannya.
Dengan keadaan seperti ini Alexa dapat dengan jelas melihat manik mata pria itu yang berwarna abu-abu, dan rahang kokoh yang tampak terpahat dengan sempurna.
"Terpesona?" Tanyanya dengan suara serak yang tampak sexy di telinganya.
Baiklah sepertinya ia harus sedikit bermain-main di sini. Alexa tersenyum menggoda menatap pria di depannya, tangannya mengusap lembut rahang pria itu membuatnya bisa melihat dengan jelas bagaimana aura gelap mulai menyelimuti lawannya saat ini.
Tangan Alexa yang semula bermain di wajah kini turun hingga ke lehernya, bermain sebentar di sana sebelum ia menarik kerah baju pria itu agar jarak di antara keduanya semakin dekat. Alexa bahkan saat ini bisa merasakan hembusan nafas yang mulai tidak beraturan menerpa wajahnya.
Dengan liciknya Alexa mendekatkan wajahnya ke belakang kepala sang pria asing itu, Alexa membisikkan sesuatu tepat di samping telinganya sebelum mendorong kuat hingga ia berhasil membuat pria itu terdorong beberapa langkah kebelakang.
Alexa berdiri menatap angkuh pria di depannya, ia melambaikan tangannya sambil tersenyum manis.
"Bye bastard!"
---------
Raymond mengangkat sebelah alisnya congkak, menatap punggung wanita yang kini berjalan menjauh dan hilang di balik pintu cafe.
Menarik.
Hanya itu yang saat ini berada dalam pikirannya, tidak pernah ia gagal dalam mendapatkan apa yang ia inginkan. Tapi kali ini Raymond sendiri mengakui bahwa wanita itu cukup menantang untuk bisa hancurkan hidupnya.
"Apa kita harus mengejarnya bos?" Seorang pria datang menghampirinya.
Raymond memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya. "Biarkan, hanya kali ini saja aku akan membiarkannya pergi. Tidak untuk yang kedua kalinya." Ucapnya dingin lalu berjalan meninggalkan cafe.
Sebuah mobil sport hitam dengan beberapa pengawal sudah menunggunya di depan, Raymond memasuki mobilnya dan menatap jalanan kota LA yang selalu padat.
Langit yang mulai berubah warna menjadi gelap dan gemerlap lampu kota yang mulai menyala tampak menjadi pemandangan tersendiri bagi pria itu.
Senyum kecil terukir di wajah tampannya saat perkataan wanita itu beberapa saat lalu kembali teringat di otaknya.
"Jangan berharap kau bisa menggoda ku dengan wajah pasaran mu itu, aku tidak tertarik sama sekali. Dasar penjahat kelamin."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel Of Death [Completed]
Romance[Completed] Highest Rank: #1 in action [22-06-2021] #2 in Bilionaire [18-06-2020] Follow terlebih dahulu untuk dapat informasi tentang cerita ini. 17+ "Jangan harap kau bisa kembali saat kau dengan sengaja memasuki kehidupan ku Alexa." ...