🎵song: Watch Me Brun-Michele Morrone
-------
Alexa menancap gas membelah jalanan dengan kecepatan penuh, matanya tak pernah lepas dari objek di depannya. Suara dering ponselnya tidak membuat wanita itu terusik sama sekali, ia membiarkan ponselnya begitu saja hingga bunyi dering sudah tidak terdengar lagi di telinganya.
Tapi itu hanya untuk beberapa saat, karena setelahnya Alexa kembali menggeram saat ponselnya kembali berdering tapi dengan bunyi khusus yang ia buat hanya untuk keadaan penting. Alexa menghubungkan ponselnya ke speaker mobilnya dan di detik kemudian suara cemas dan gusar Steve langsung menyambutnya.
"Alexa dimana kau?!"
Alexa memutar bola matanya, "Menurut mu?! Tentu saja aku sedang mengejar bajingan itu!" Jawab Alexa kesal.
Steve meremas rambutnya kuat, di balik sana pria itu sedang sibuk dengan polisi yang mulai berdatangan ke hotel. Semuanya rencana matang yang sudah di siapkan hancur berantakan begitu saja.
"Alexa berhenti, itu terlalu berbahaya pria itu sangat licik."
Alexa mendengus, entah kenapa perkataan Steve seolah sedang meremehkan kemampuannya. Ia sudah bergelut di bidang ini belasan tahun, mengurus satu serangga kecil bukanlah sebuah masalah besar baginya.
"Aku jauh lebih licik Steve." Jawabnya membuat Steve di balik sana menghela nafas gusar.
Alexa mengerutkan dahinya bingung saat mobil di depannya mulai menurunkan kecepatannya dan berhenti, ia memberikan jarak untuk berjaga-jaga. Tapi tanpa ia duga mesin mobil di depannya kembali menyala, mobil itu membalik arah membuat keduanya kini berhadapan dengan jarak yang lumayan jauh, tapi dari sini ia bisa melihat dengan jelas wajah Angelo dari sini.
Pria itu tersenyum sinis sebelum menancapkan gas dengan kecepatan penuh ke arahnya.
"Sialan!" Geram Alexa.
"Alexa? Ada apa?!" Suara Steve membuatnya tersasar bahwa ia masih terhubung dengan rekannya itu.
Alexa mengambil sebuah senapan dari jok belakang, mengisi penuh senjatanya dengan cepat. Ia sudah tidak peduli dengan Steve yang terus menerus menanyakan apa yang terjadi.
Persetanan dengan misinya kali ini.
"Dengar!" Alexa membuka suaranya membuat Steve kini diam.
Alexa menatap tajam mobil hitam yang mulai mendekat ke arahnya, tidak ada waktu lagi!
"Aku akan mati!" Ucap Alexa begitu saja lalu bergegas keluar dari dalam mobilnya, ia mengarahkan senapan ia bawa tepat ke kepala Angelo yang tersenyum bengis ke arahnya.
Alexa menarik nafas dalam-dalam.
Satu.
Dua.
Tiga.
Bunuh!
DOR!
Satu tembakan tepat berhasil membuat kaca mobil itu pecah dan mulai kehilangan arah, Alexa berdiri di tempatnya menatap datar saat mobil hitam itu keluar dari jalur dan menabrak tiang listrik. Asap yang mengebul di sekitar mobil dan berca darah yang bisa ia lihat di balik kaca mobil membuat dirinya mulai memacu langkahnya.
Ia bisa melihat Angelo yang dalam keadaan tak sadarkan diri, kepalanya terbentur stir mobil dan badannya penuh dengan luka. Alexa membuka pintu pengemudi, ia berdiri diam sambil menatap musuhnya yang mulai kehabisan darah.
"To..tolong." Bisikan lirih yang masih bisa di dengar jelas oleh Alexa.
Alexa memiringkan kepalanya, dengan pandangan mata yang menggelap dan senyum sinis yang terukir di wajahnya.
"Belum mati?" Tanya Alexa datar.
Perlahan mata Angelo terbuka, ia menatap Alexa dengan wajah memucat. Pandangannya mengabur, ia tidak bisa melihat wanita di depannya dengan jelas, tapi satu yang bisa ia rasakan. Aura gelap yang hanya bisa ia rasakan ketika berhadapan dengan bos nya kini ia juga rasakan pada wanita ini.
Senyum sinisnya seolah mengingatkan Angelo bahwa nyawanya tidak akan lama lagi.
"Mau aku bantu untuk lebih cepat pergi ke neraka?" Tanya Alexa dengan santainya.
Angelo menggeleng kecil, kepalanya terasa sangat pusing. Ia seolah akan segera kehilangan kesadarannya.
"A-aku bisa..me-membantu mu. To-tolong." Ucap Angelo terbata-bata.
Alexa menggeleng kecil, ia berbalik dan berjalan menjauh, di liriknya tangki mobil yang sudah bocor dan mulai membasahi mobil bagian belakang dengan minyak tanah. Alexa mengeluarkan pistol dari saku jaketnya, di tatapnya Angelo yang kini tampak terengah engah saat menyadari apa yang akan ia lakukan.
"Aku selalu berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan dan semua itu akan ku lakukan sendiri, tanpa bantuan dari siapapun. Jadi simpan saja informasi tidak berguna mu sampai di neraka." Alexa tersenyum sinis, ia mengarahkan pistolnya ke tangki mobil.
Dan hanya dalam hitungan detik, suara ledakan dan kobaran api berhasil mengunci pandangannya. Alexa tersenyum, kali ini bukan senyum sinis yang selalu ia berikan. Melainkan senyum puas dan bahagia.
Ia sangat menikmati setiap detik saat melihat korbannya akan merenggang nyawa.
Hal itu menjadi pemandangan indah tersendiri baginya, dan tidak ada yang pernah tahu akan hal ini. Tidak akan pernah ia biarkan orang lain mengetahui sisi gelap dalam dirinya, tidak akan.
Alexa mengambil ponselnya dan menekan salah satu nomer, tidak perlu menunggu lama untuk panggilannya terjawab.
"Alexa?!"
Suara Steve terdengar tampak khawatir, dan itu membuatnya semakin puas.
"Steve.." bisik Alexa rendah.
"Ada apa? Apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja?"
Alexa menyandarkan dirinya di mobil, matanya masih menatap kobaran api di depannya. Ia mengambil sebuah pisau lipat dari saku jasnya, dan tanpa berpikir panjang Alexa menggoreskan pisau itu ke paha dan tangannya cukup dalam hingga membuat darah mulai mengotori bajunya.
Satu.
Dua.
Tiga.
Penyamaran.
"Maaf, aku tidak sengaja membunuhnya. Maafkan aku."
To be continued
-----------------------Semoga suka sama ceritanya jangan lupa vote and comment untuk chapter selanjutnya.
Instagram: aurajuliana__
Thank you.
Salam, penulis12
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel Of Death [Completed]
Romance[Completed] Highest Rank: #1 in action [22-06-2021] #2 in Bilionaire [18-06-2020] Follow terlebih dahulu untuk dapat informasi tentang cerita ini. 17+ "Jangan harap kau bisa kembali saat kau dengan sengaja memasuki kehidupan ku Alexa." ...