Markas besar CIA
Davis melempar sebuah foto seorang pria ke meja bundar di depannya, Alexa memperhatikan wajah pria berdarah inggris dengan satu bekas luka memanjang di wajahnya.
"Dia Angelo, salah satu agent kami melihatnya bersama pria bertopeng itu enam bulan lalu di Polandia saat penjualan senjata. Dan baru-baru ini aku mendapat kabar ia terlihat berada di salah satu hotel di LA, aku yakin mereka akan melakukan transaksi di sana." Jelas Davis sambil menunjukan sebuah layar berukuran besar yang menunjukan biodata dari pria itu.
Alexa mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja, mata yang menatap layar di depannya beralih ke seorang pria yang duduk di sebelahnya.
"Bagaimana menurut mu Steve?" Alexa menatap bola mata itu depan tajam, dan seperti biasa tatapan Steve berhasil mengikatnya.
"Sebuah peluang yang bagus, kita mungkin bisa mendapatkan banyak informasi tentang ketua mafia itu."
Alexa mengangguk setuju, tapi ia merasa ada hal yang sedikit mengganjal di otaknya. Melakukan transaksi di sebuah hotel bukanlah hal yang bagus untuk di lakukan dan terlalu beresiko, ia yakin pria bernama Angelo itu pasti punya sebuah rencana.
"Apa kau yakin transaksinya akan di lakukan di hotel?" Alexa menatap Davis dengan sebelah alis terangkat.
Davis mengangkat beberapa lembar kertas di tangannya, seolah ingin menunjukkannya kepada Alexa.
"Aku sudah memeriksa semuanya, aku juga mengirim seorang agent ke sana untuk mengecek keadaan, berjaga-jaga jika ada hal yang tidak di inginkan terjadi. Pihak hotel juga sudah bekerja sama dengan memberitahukan bahwa Angelo memesan sebuah ruang khusus yang di jaga ketat untuk malam ini di lantai lima." Ucap Davis.
Alexa mengangkat bahunya acuh. "Baiklah tapi sepertinya aku tidak akan terlalu ambil alih untuk yang satu ini, aku punya rencana sendiri untuk misi ini."
Davis tersenyum miring.
"Lakukan sesuka mu Alexa."
--------
Alexa meminum kopi yang baru ia pesan di sebuah cafe di pusat kota Los Angeles, keadaan cafe yang ia datangi saat ini terbilang cukup padat karena saat ini sudah menunjukan pukul empat sore. Waktu-waktu dimana orang-orang menghabiskan waktunya untuk bersantai dengan secangkir kopi hangat.
Alexa menatap keluar jendela cafe, orang-orang yang berlalu lalang tampak menarik perhatiannya untuk beberapa saat. Jemari lentiknya terarah membenarkan letak rambutnya yang menutupi setengah wajahnya, dan kejadian itu tidak pernah lepas dari mata seorang pria yang entah sejak kapan sudah terduduk di sebuah meja yang berjarak cukup jauh dari tempatnya.
Tring..
Bunyi lonceng pintu membuat perhatian wanita berambut coklat terang itu terpecahkan, Alexa menatap malas kearah Carrie yang berjalan kearah dengan senyum menyebalkan andalannya.
"Maaf ya, kau tau kan Dona tidak pernah bisa melepaskan pandangannya dari ku. Sangat susah untuk kabur darinya." Carrie menarik sebuah kursi di depan Alexa, ia mendudukan dirinya di sana dan menggulung rambutnya keatas membuat leher jenjangnya menarik perhatian beberapa pengunjung pria.
"Selalu." Balas Alexa sinis, ia menyesap kembali cangkir kopinya membiarkan rasa pahit memenuhi mulutnya.
Carrie membenarkan posisi duduknya, menatap Alexa dengan penuh minat. "Jadi bagaimana?" Tanya Carrie membuat Alexa tersenyum kikuk.
Ia tahu betul maksud dari pertanyaan sahabatnya itu, Carrie sedang menanyakan pria yang beberapa waktu lalu duduk di hadapannya.
"Tidak cocok." Balas Alexa acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angel Of Death [Completed]
Romance[Completed] Highest Rank: #1 in action [22-06-2021] #2 in Bilionaire [18-06-2020] Follow terlebih dahulu untuk dapat informasi tentang cerita ini. 17+ "Jangan harap kau bisa kembali saat kau dengan sengaja memasuki kehidupan ku Alexa." ...