Chapter 54: One piece puzzle

12.5K 1K 107
                                    

Ilusi terbesar adalah saat kamu mengira bahwa semua yang kau lihat adalah kebenaran. Jangan pernah mempercayai siapapun, karena bayangan mu sendiri saja bisa membohongi mu sayang.
-------

Suara langkah kaki itu tampak menggema di sepenjuru ruangan, lampu lampu kristal yang menggantung indah mulai menunjukkan sinarnya membuat langkah wanita itu terhenti beberapa saat. Matanya menatap pada seluruh isi kastil yang tampak megah dengan cat hitam dan merah yang mendominasi seisi ruangan.

Ketukkan langkah kaki terdengar di belakangnya membuat ujung matanya melirik sinis sosok wanita yang tampak rapih dengan blazer hitam dan rambut pirang yang di ikat menjadi satu, wajah datar wanita itu membuat Alexa langsung bisa mengetahui bahwa wanita itu bukanlah sekedar perempuan biasa.

"Aku Tamara, sekertaris tuan Martinez." Ucap wanita itu menunduk memberikan salam.

Alexa tersenyum miring. "Apa tuan mu sedang menunggu kedatangan ku?" Alexa menaikan sebelah alisnya.

Tamara mengangkat kepalanya menatap Alexa lurus tepat di manik mata wanita itu.

"Sambut putri ku dengan penuh hormat." Ucap Tamara mengulang kembali perkataan bos nya.

Pria licik. Dia bahkan sudah mengetahui ini semua tapi pria itu lebih memilih diam dan menunggu nya untuk datang dari pada memilih untuk menyelesaikan ini semua.

Alexa tertawa kecil. "Bos mu benar-benar pria yang brengsek bukan?" Ucap Alexa dengan nada sinis.

Tamara yang mendengar itu hanya bisa diam tidak tahu harus menjawab apa, untuk pertama kalinya ia bertemu seseorang yang berani menghina atasannya dengan mudahnya seolah ia bahkan sudah tidak peduli jika kematian berada di depannya.

"Silakan ikuti saya." Ucapnya dengan sopan.

Alexa memutar bola matanya, ia berjalan mengikuti wanita di depannya menuju salah satu lorong yang di setiap sisinya terdapat penjaga yang berdiri menyambut nya dengan sebuah salam hormat. Langkah Alexa terhenti saat matanya menangkap sebuah pintu yang tampak megah menjulang tinggi hingga ke atap lorong, mata Alexa memincing menatap ukiran pada kedua sisi pintu yang saling terhubung dan membentuk ukiran bunga mawar.

Tamara melirik sekilas kearah Alexa sebelum memberikan kode kepada salah satu anak buahnya untuk maju.

Sebelah alis Alexa terangkat saat seorang pria datang kepadanya dan memberikan satu tangkai bunga mawar merah yang tampak indah.

"Saat hari itu tiba, kau akan di sambut dengan penuh hormat di tempat ku."

Alexa menyeringai menatap bunga di tangannya. "Bos mu sepertinya sangat menyukai bunga sialan ini." Ucap Alexa sinis.

Tamara tidak menjawab ia justru mengangkat tangannya menyuruh dua orang anak buahnya untuk membuka pintu di depannya.

Bunyi yang cukup nyaring menyita perhatiannya, perlahan tapi pasti pintu di depannya terbuka membuat matanya langsung berhadapan dengan sosok pria yang sedang terduduk di bangku kekuasaan nya dengan segelas wine di tangannya.

Alexa menatap datar pada iris mata itu, waktu yang terus berjalan sudah membuat segalanya berubah-walau semuanya tetap terhubung seperti seharusnya.

Alexa melangkahkan kakinya memasuki ruangan dengan pencahayaan minim itu, langkahnya yang pelan menimbulkan bunyi yang cukup mengintimidasi setiap orang.

The Angel Of Death [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang