Chapter 26: Ambition

13K 1K 8
                                    

"Alexa coba lihat ini." Sandra menyodorkan ponselnya yang menampakan beberapa foto sebuah jam tangan dengan merk ternama.

Ia berniat untuk membelikan Reymond sebuah hadiah untuk membalas kalung liontin yang tampak indah terpasang di lehernya ini, walau pasti akan terlihat aneh karena kalung ini terlihat lebih cocok di gunakan oleh para wanita anggun yang selalu menggunakan gaun-gaun mewah.

"Ada yang kau suka?" Tanya Sandra membuat matanya kini menatap kedua gambar di ponselnya dengan tatapan menilai.

"Boleh, bisa kau pesankan untuk ku?" Alexa menatap Sandra dengan senyum kecil di wajahnya.

Sandra menganggu antusias lalu berlalu pergi ke meja kerjanya, sedangkan Alexa hanya menatap kosong layar komputer nya yang menampakan pemandangan indah kota Roma, perkataan Ellen beberapa hari yang lalu. Apa mungkin ia perlu mengatakan pada Davis untuk mencari petunjuk di kota besar itu.

"Roma." Lirih Alexa sambil menyentuh liontin kalung nya dengan tatapan bingung.

Percakapan nya dengan Reymond membuat Alexa tidak fokus saat ini, entah apa yang membuat pria itu mengatakan hal itu kepadanya dalam waktu yang sangat singkat

"Alexa, aku mencintaimu. Bisa kita lanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius?"

Alexa menghela nafas lelah, serius? Ia bahkan masih tidak bisa mengerti perasaannya pada pria itu.

Ia tidak akan bisa menjalin hubungan serius dengan orang lain di saat pekerjaannya memaksanya untuk tidak terlibat dalam urusan hati, menjalin sebuah hubungan hanya akan membuatnya memiliki banyak kelemahan yang bisa di manfaatkan oleh musuh-musuhnya.

"Wah sepertinya kau sudah menyiapkan perjalanan liburan mu." Suara Davis di belakang kursinya membuat Alexa menegakkan tubuhnya terkejut, tangannya bergerak cepat mengubah layar komputernya yang kini menunjukan beberapa data pekerjaannya.

Davis terkekeh kecil, pria itu menarik sebuah kursi lain dan duduk di samping Alexa, menatap wanita itu tatapan santai.

"Apa ada?" Tanya Davis seolah melihat wajah gusarnya.

Alexa menautkan jari-jarinya bingung. "Davis, aku sudah bekerja di sini hampir tujuh tahun."

Davis mengangguk mengerti. "Lalu?"

Alexa menarik nafasnya dalam-dalam. "Apa kau bisa berhenti?"

Davis mengerjap kan matanya bingung, pernyataan Alexa tadi berhasil membuat mata pria itu menatap nya dengan ekspresi yang sulit di katakan.

"Alasannya?"

Alexa mengangkat bahunya acuh. "Kehidupan ku yang tidak memungkinkan kan ku untuk terus berlanjut."

Davis memegangi pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Apa karena orang tua mu?" Tanya Davis.

Ia tahu siapa keluar Alexa, ayahnya yang seorang pembisnis dengan puluhan perusahaan yang tersebar di beberapa kota di Amerika dan ibu nya yang seorang stylis ternama pasti membuat wanita itu sedikit terbebani.

"Salah satunya." Balas Alexa dengan berat hati.

Baginya pekerjaannya adalah sesuatu yang sangat berharga, bisa sampai di titik ini bukanlah sebuah hal yang mudah. Ia harus mengerjakannya dengan susah payah, dan mengorbankan segala hal yang ia miliki.

Tapi di balik itu semua Alexa juga ingin bisa tertidur tanpa perasaan cemas, berkumpul bersama orang-orang yang ia cintai tanpa perlu merasa takut.

Davis menghela nafas sebelum beranjak dari kursinya. "Akan aku pertimbangkan."

Pria itu berlalu pergi meninggalkan Alex yang kini sudah tertunduk menatap sebuah foto di ponselnya dimana dirinya bersama Reymond yang sedang tersenyum lebar.

The Angel Of Death [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang