Lagi-lagi Baekhyun harus menunggu Bibi Seok menjemputnya. Yah, tidak apa-apa memang...tapi hari sudah semakin sore dan Baekhyun sudah merasa lelah dan lapar. Dia pun membuka bungkus es krim pemberian Lisa tadi. Dia memakannya dengan nikmat sambil memperhatikan jalanan berharap Bibi Seok ada disana dan menghampirinya.
Di halte hanya ada dirinya saja karena itu Baekhyun merasa kesepian. Tak lama kemudian ia merasa ada seseorang yang mendekat ke arahnya. Baekhyun seketika melihat siapakah orang itu.
Es krim ditangan Baekhyun jatuh ke tanah tanpa ia sadari. Tapi saat ini bukan waktunya untuk memikirkan es krim...melainkan dirinya. Orang yang selalu ingin ia hindari tiba-tiba muncul dengan keadaan hancur.
Baekhyun melihat Chanyeol dengan beberapa luka ditubuh anak itu. Baju seragam Chanyeol terdapat noda darah yang tidak sedikit. Mata yang lebam dan bibir yang sobek, membuat Baekhyun bertanya-tanya apakah yang sudah terjadi pada Chanyeol.
Baekhyun ketakutan. Ia mulai berpikir yang tidak-tidak tentang Chanyeol. Baekhyun memundurkan tubuhnya untuk memperjauh jarak dari Chanyeol saat anak itu semakin mendekat padanya.
Jangan mendekat! Mau ap-apa kau?
Namun, Chanyeol malah semakin gencar mendekatinya. Baekhyun sangat ketakutan. Dengan cepat ia segera berlari menjauh dari Chanyeol. Baekhyun berlari tanpa tujuan...yang ia inginkan hanya menjauh dari anak itu sebisa mungkin.
Baekhyun mencoba melihat ke belakang dan mendapati Chanyeol semakin dekat dengannya.
Sreett
Braaakkk
Sejenak Baekhyun hampir hilang kesadaran saat tiba-tiba Chanyeol menarik bajunya dan melempar tubuhnya ke tembok. Baekhyun meringis kesakitan.
"Aku benci melihatmu tersenyum! Tapi kenapa kau selalu melakukannya di depanku?" Teriak Chanyeol lalu memukul wajahnya dengan keras.
Baekhyun tidak berniat untuk melawan karena dia sadar saat ini Chanyeol benar-benar sangat marah. Bukan karena dirinya. Baekhyun yakin itu. Tapi karena orang lain dan dia yang dijadikan pelampiasan. Rasanya sakit, bukan?
Baekhyun sudah hancur dengan kebrutalan Chanyeol yang memukulinya tanpa ampun. Darah pun mengucur bebas mengotori bajunya.
"Akan kuhancurkan senyummu ini"
Chanyeol kembali memukul wajahnya. Baekhyun sudah pasrah menerima perlakuan Chanyeol terhadapnya. Ia bahkan juga pasrah jika ia harus mati saat ini.
Tanpa Baekhyun duga, Chanyeol melepas alat bantu dengarnya dengan paksa.
Telinga Baekhyun berdenging, ia berusaha menutup telinganya yang tiba-tiba sangat sakit. Darah keluar dari telinganya. Baekhyun tidak begitu jelas mendengar apapun yang ada disana. Dia melihat Chanyeol beringsut didepannya dengan pasrah sambil menangis dan menjambaki rambut.
"Kenapa aku tidak bisa sepertimu yang bahagia karena hal kecil?!"
Baekhyun tahu apa yang Chanyeol katakan dan dia mengerti sekarang. Tulisan kertas di mobil remot itu, luka dipergelangan tangan Chanyeol dan semua perkataan Chanyeol saat ini sudah membuat Baekhyun tahu bahwa jiwa Chanyeol kesepian. Entah Baekhyun harus merasa iba atau apa...disisi lain Chanyeol juga menyakiti dirinya yang tidak salah apapun.
Chanyeol menangis frustasi...Baekhyun melihat dengan samar anak itu membenturkan kepala di tembok hingga darah keluar dari dahi. Baekhyun menggeleng lemah. Dia susah payah berusaha menjangkau tangan Chanyeol. Baekhyun merangkak dengan lamban...
Baekhyun menggenggam tangan kanan Chanyeol dengan erat dan perlakuannya itu membuat atensi Chanyeol beralih kepadanya. Baekhyun menatap Chanyeol dengan teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love | CHANBAEK #COMPLETED
FanfictionChanyeol tidak menyukai Baekhyun. Melihat pria itu tersenyum membuat dirinya marah. Dia iri. Sementara Baekhyun-seorang pria tuna wicara yang juga memiliki gangguan pendengaran harus menerima setiap kekerasan fisik maupun batin dari Chanyeol meskipu...