Chanyeol pulang ke rumah dengan meminta paman Han menjemputnya dari mall.
Dia segera mandi dan ingin cepat-cepat beristirahat. Pikirannya terlalu rumit memikirkan segala sesuatu. Lebih-lebih memikirkan seorang pria yang sangat ia rindukan. Yah, siapa lagi kalau bukan Byun Baekhyun.
Chanyeol benar-benar bodoh! memang! Dia tidak tahu bagaimana ia harus memulai semuanya. Memulai untuk mengatakan pada Baekhyun bahwa dia sudah mengingat pria itu. Tapi, Chanyeol belum siap melakukannya. Dia terlalu malu untuk mengatakan itu pada Baekhyun. Baekhyun mungkin saja membencinya atau mungkin melupakannya.
Chanyeol membasahi tubuhnya di bawah shower sambil terus memikirkan langkah yang akan ia ambil untuk membuat Baekhyun menjadi miliknya kembali. Dia tidak ingin pria itu pergi ataupun menjadi milik orang lain. Sejak awal, Baekhyun itu miliknya!
Setelah beberapa menit, Chanyeol pun keluar dari kamar mandi. Dia mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk ditangan kirinya. Dia berjalan menuju nakas. Tepatnya ingin mengambil sebuah benda kotak yang tidak lain ialah ponselnya.
Chanyeol mengercit ketika mendapat sebuah pesan masuk dari sekertarisnya yang menyampaikan bahwa besok dia harus ke bandara menjemput seorang kolega dari China.
Chanyeol lantas mendengus "Ah, sialan! Wanita itu lagi. Hurf...sabar Chanyeol...dia salah satu uangmu" ucap Chanyeol menyadarkan dirinya sendiri.
Chanyeol pun menutup pesan sekertarisnya itu dan mulai membuka sebuah kontak di ponselnya yang ia beri nama 'Jiwon'.
"Coba kutelfon anak badung itu" monolog Chanyeol lalu menekan tombol hijau dilayar ponselnya.
Tttuuuttt
Tttuuuuttt
Tttuuuuttt
Chanyeol menjauhkan ponsel dari telinga lalu menatap layarnya "Kemana anak itu? Apa dia jarang bermain ponsel?"
Chanyeol pun akhirnya meletakkan kembali ponselnya diatas nakas lalu bersiap untuk tidur karena besok ia harus menjemput pagi-pagi 'uangnya' itu di bandara.
.
.
Buugghh
Buugghh
Buugghh
"Habisi dia! kalau perlu hingga mati!" kata seorang pria paruh baya. Dia menatap Jiwon dengan tatapan penuh kebencian.
Jiwon yang sudah hampir tak sadarkan diri itu hanya bisa diam.
"Sudah kubilang jauhi anakku! Tapi, kau tidak mendengarkannya!! APA KAU MENANTANGKU, HUH!!" teriak pria itu sambil menendang dengan keras tubuh Jiwon yang berada di bawahnya.
"Uuhhuukk" Jiwon memuntahkan darah dari mulutnya. Dia benar-benar tidak mempunyai tenaga lagi hanya untuk sekedar bicara.
"Harusnya kau sadar siapa dirimu dan siapa Woonie! Kau itu tidak sebanding dengannya! KAU HANYA ANAK MISKIN YANG DILAHIRKAN DARI SEORANG PRIA YANG BISU!!" teriak pria itu yang seketika membuat dada Jiwon terasa sesak. Rasa sakit ditubuhnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa sakit dihatinya karena kata-kata itu. Jiwon marah! Dia marah dengan perkataan pria paruh baya itu! Jiwon tidak rela papanya dihina! Namun, Jiwon tidak bisa melakukan apa-apa. Tubuhnya sangat lemah dan lagipula pria paruh baya itu adalah ayah Woonie-ayah seorang pemuda yang sangat ia cintai. Jiwon tidak mungkin menghajar ayah kekasihnya sendiri.
"Jika aku melihatmu bersama anakku lagi, aku tidak akan segan membunuhmu!" tegas pria paruh baya itu yang kemudian pergi bersama orang-orangnya, meninggalkan Jiwon.
Jiwon terkapar tak berdaya di aspal jalan yang sepi itu sendirian. Ia mencoba untuk tetap terjaga namun kedua matanya terasa sangat berat.
Krrrriiingg
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love | CHANBAEK #COMPLETED
FanfictionChanyeol tidak menyukai Baekhyun. Melihat pria itu tersenyum membuat dirinya marah. Dia iri. Sementara Baekhyun-seorang pria tuna wicara yang juga memiliki gangguan pendengaran harus menerima setiap kekerasan fisik maupun batin dari Chanyeol meskipu...