Chanyeol hanya melewati Baekhyun begitu saja. Dia pikir dia bodoh. Memang. Sebenarnya dia ingin berbicara dengan pria munggil itu namun sesuatu dalam otaknya menolak. Dan kini Chanyeol hanya merutuki kebodohannya sambil duduk dan menunggu paman Han menjemputnya.
Setelah beberapa menit, mobil paman Han pun berhenti didepan Chanyeol. Pak Han keluar dan lantas membukakan pintu mobil untuk dirinya masuk.
"Kenapa paman lama sekali?" tanya Chanyeol setelah masuk ke mobil dan sebelum paman Han menutup pintunya.
"Maaf tuan, tadi terjebak macet" jawab Paman Han yang kemudian menutup pintu dan ikut masuk ke dalam mobil bagian kemudi.
"Ya sudah ayo! Aku ingin cepat-cepat pulang" ucap Chanyeol.
.
.
Sampainya di rumah Chanyeol segera merebahkan diri dikasur. Pikirannya akan Baekhyun masih terus mengganggu otaknya. Chanyeol mengambil ponselnya disaku dan mencari kontak bernama 'Park Jiwon'. Chanyeol pun memencet tombol hijau lalu menempelkannya ditelinga. Dia barusaja menerima pesan dari orang suruhannya untuk mengawasi Jiwon beberapa hari ini yang mengatakan bahwa anak itu adalah darah dagingnya. Sungguh Chanyeol tidak bisa mempercayai ini. Dia bahkan tidak mengerti sebenarnya apa hubungannya dengan Baekhyun sampai bisa memiliki anak.
"Halo, Jiwon-ah..." panggil Chanyeol saat tahu ponselnya sudah terhubung.
"Ayo bertemu! temui aku di ....." perintah Chanyeol seenaknya saja dan langsung menutup sembungan ponselnya.
Chanyeol pun lantas bangun dari tidurnya dan pergi menuju ke kamar mandi agar segera bertemu dengan Jiwon.
Sekitar sepuluh menit, akhirnya Chanyeol keluar dari rumahnya. Dia memilih berjalan kaki untuk memenui Jiwon. Hitung-hitung olahraga juga agar peredaran darahnya itu lancar. Pikir Chanyeol.
Chanyeol berlari kecil melewati beberapa pejalan kaki yang saat ini tengah menikmati indahnya Seoul di malam hari. Sesekali ia mengelap keringatnya yang membasahi wajah dengan handuk kecil yang bertengger di lehernya.
Ketika Chanyeol berhenti sejenak untuk menetralkan kembali napas dan detak jantungnya, atensinya teralih melihat seorang bocah yang sedang duduk di depan toko agak jauh darinya sedang memainkan robot.
Greebb Brraaakk
Mata Chanyeol langsung terbelalak ketika melihat seorang bocah tiba-tiba merebut dan melempar robot milik bocah yang duduk di depan toko itu.
Melihat adegan itu kepala Chanyeol tiba-tiba menjadi pusing. Dia memijat kuat kepalanya yang terasa sangat menyiksa. Matanya terpejam sangking sakitnya. Kejadian dimasa lalu berputar begitu saja dalam otaknya. Dia mengingat Baekhyun. Yah, pria munggil yang ia sakiti.
Chanyeol membuka kedua matanya dan berada disebuah tempat yang belum bisa ia kenali. Ramai orang-orang yang berlalu lalang. Tak lama kemudian, dia tahu bahwa sekarang ia berada di mallnya. Chanyeol merasa sangat bingung. Tunggu! lalu dimana kedua bocah yang tadi dia lihat?
Chanyeol berjalan ke mallnya sendiri dan berhenti melangkahkan kaki ketika melihat seorang bocah yang sedang duduk memainkan robot. Bukan! itu bukan bocah yang sama yang ia lihat di depan toko tadi. Chanyeol terus memangdang bocah itu yang tersenyum gembira. Seulas senyum terukir dibibirnya.
"Dia sangat manis, aku menyukai senyumnya" ucap Chanyeol mengagumi bocah berumur 6 tahunan itu.
Chanyeol pun mendekati bocah itu yang seperti tidak asing baginya. Dia berusaha mengingat hingga akhirnya dia menyadari bahwa bocah itu adalah Baekhyun. Yah, Chanyeol ingat sekarang! Saat ini ialah kali pertamanya dia bertemu dengan Baekhyun dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love | CHANBAEK #COMPLETED
FanficChanyeol tidak menyukai Baekhyun. Melihat pria itu tersenyum membuat dirinya marah. Dia iri. Sementara Baekhyun-seorang pria tuna wicara yang juga memiliki gangguan pendengaran harus menerima setiap kekerasan fisik maupun batin dari Chanyeol meskipu...