Jiwon's Side
Sudah satu jam Jiwon berada di halte bersama seorang laki-laki mungil yang juga sedang bersandar dibahunya karena pingsan. Ah, tidak-tidak! Lebih tepatnya tertidur. Dengarkan saja dengurannya itu, membuat Jiwon semakin kesal.
"Astaga! Mau sampai kapan dia akan begini terus! Bahuku pegal sekali. Aish! Kuharap aku masih punya waktu untuk bertemu Wonnie" gerutu Jiwon sambil mendesah dan memutar bola matanya dengan malas.
Beberapa orang disekitar menatap mereka sambil sesekali tersenyum malu. Jiwon jengah melihatnya. Memang apa yang salah?
"Lihat, air liur kekasihmu menetes" ucap seorang ibu paruh baya yang duduk disamping Jiwon.
Jiwon menaikkan alisnya "Huh?" dia melihat bahunya yang sudah basah karena air liur laki-laki mungil itu.
"Aish...dia benar-benar!" kesal Jiwon lalu menggoyang-goyangkan bahunya agar laki-laki itu bangun.
Merasa tidak nyaman, laki-laki itupun perlahan membuka kedua matanya "Hooaamm...dimana aku?" ucapnya dengan suara parau.
Jiwon berdecak "Dimana-dimana! Kau pingsan! Ah bukan, tepatnya kau tidur dibahuku selama 1 jam!" kesalnya sambil menatap laki-laki itu dengan nyalang.
"Maafkan aku...Oh Tidak! Jam berapa sekarang!" kata laki-laki itu yang seketika menjadi gugup. Dia refleks memukul-mukul bahu Jiwon hingga membuat empunya kebigungan.
"Hei-hei-hei! Hentikan kebrutalanmu! Lihat siapa yang kau pukuli ini!" teriak Jiwon lalu mencengkram kedua tangan laki-laki mungil itu dengan satu tangannya.
Tubuh mereka kini menjadi sangat dekat. Laki-laki itu mendongak untuk melihat wajah Jiwon yang saat ini menatapnya tajam.
Laki-laki bernama Kim Hansung itu mendadak diam karena detak jantungnya terasa begitu kencang.
Jiwon pun juga diam sambil mengamati kedua manik mata yang menyorotkan ketakutan itu. Pikirnya, apa dengan cara seperti ini agar laki-laki itu diam?
"Kau bisa tenang dulu?!" kata Jiwon penuh penekanan.
Hansung pun dengan cepat menganggukkan kepala "M-mianhae..."ucapnya sangat gugup.
Jiwon menghembuskan napas panjang lalu melepas cengkraman tangannya.
"Ya Tuhan, mereka manis sekali" bisik-bisik disekitar mereka mulai terdengar. Namun, lagi-lagi Jiwon tidak menggubris itu dan sepertinya Hansung pun juga tidak.
"K-kau marah padaku?" tanya Hansung dengan ragu. Jiwon meliriknya sekilas lalu berdecih.
"Sudahlah! Aku tidak mau berurusan denganmu!" kata Jiwon dengan frustasi lalu pergi menjauhi Hansung dan akan mengambil sepeda yang terparkir tidak jauh. Namun Hansung menahan lengannya dengan cepat, seakan tidak ingin dia pergi.
"Boleh aku minta tolong sekali lagi? Kumohon..." ucap Hansung memelas sambil memperlihatkan puppy eyes-nya.
Sontak mata Jiwon seakan terkena bubuk cabai. Terasa sangat perih melihat aegyo mengerikan dari Hansung.
"Tidak! Aku tidak mau" tolak Jiwon seketika.
Mendengar itu, Hansung langsung sedih. Bibirnya ia ploutkan dan masih menatap Jiwon penuh dengan harap "Kumohon...antarkan aku ke tempat audisiku. Aku benar-benar ingin mengikutinya...kumohon...ya?" pintanya sambil merengek.
Jiwon mendesah dengan kasar. Semua orang disekitar memandanginya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Dan itu membuatnya merasa tidak nyaman. Dia melihat jam yang terpampang disebuah toko. Sepertinya ia masih ada waktu untuk mengantarkan bocah bawel ini ke tempat audisi atau apalah namanya itu. Jiwon tidak ingin tahu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love | CHANBAEK #COMPLETED
FanfictionChanyeol tidak menyukai Baekhyun. Melihat pria itu tersenyum membuat dirinya marah. Dia iri. Sementara Baekhyun-seorang pria tuna wicara yang juga memiliki gangguan pendengaran harus menerima setiap kekerasan fisik maupun batin dari Chanyeol meskipu...