Otak Chanyeol benar-benar sangat buntu. Setelah memberi minuman perangsang itu pada Baekhyun ia berpikir keras apa rencananya akan berhasil.
Chanyeol memberi perangsang itu bukan karena dia mesum atau bagaimana. Tapi, dia memikirkan Jiwon juga. Jika dia tidak membuat Baekhyun hamil diusia 15 tahun, maka Jiwon tidak akan ada di dunia ini bukan? dan Chanyeol tidak menginginkan itu. Oleh karenanya, ia memberi Baekhyun obat perangsang. Dia tidak memberikan dirinya obat perangsang karena sudah tahu pasti dia akan melakukannya pada Baekhyun. Hei! dia itu mengenal dirinya sendiri. Dan mereka adalah orang yang sama.
.
.
Chanyeol celingak-celinguk mencari sebuah taksi. Namun, entah kenapa hari ini jalanan agak sepi dan tak ada taksi satupun. Baekhyun masih dalam gendongannya. Dia sangat khawatir. Sedari tadipun ia juga masih memikirkan kemana ia harus membawa Baekhyun. Hotel atau rumah sakit atau kemana? Oh ayolah Park Chanyeol yang terpenting sekarang adalah mendapatkan taksi.
Beberapa menit kemudian sebuah mobil yang sangat Chanyeol kenal berhenti di depannya. Itu mobil bodyguardnya-paman Han.
Chanyeol pun membungkuk sedikit ketika paman Han membuka kaca mobil.
"Kenapa paman disini? tadi kau bilang tidak bisa datang?" tanya Chanyeol.
"Ayah tuan meminta saya menjemput anda" Jawab paman Han yang kemudian membukakan pintu untuk Chanyeol. Sejenak ia merasa mengenal seorang laki-laki yang tuannya gendong itu.
"Bukankah dia Baekhyun, Tuan? Jika ayah anda tahu tuan bersama dengan Baekhyun lagi beliau pasti akan marah besar" ucap Paman Han setelah masuk ke dalam mobil dan mengingat anak laki-laki yang Chanyeol bawa.
Chanyeol mendesah "Itu juga yang aku khawatirkan. Jadi batulah aku, paman. Baekhyun pingsan karena meminum minuman dari seseorang. Dan sekarang aku bingung harus membawanya kemana? Rumah sakit? Oh ayolah, itu tidak mungkin"
"Tentu saja jangan. Orang-orang diseluruh rumah sakit Seoul pasti mengenal anda. Secara ibu anda seorang dokter terkenal di Seoul" kata Paman Han.
"Aku juga memikirkan itu. Mereka pasti melaporkanku pada ibu lalu ibu akan melaporkanku pada ayah! Aish...sialan!" kesal Chanyeol. Dia berpikir sejenak.
"Ah...kenapa tidak kau saja yang membawa Baekhyun kerumah sakit. Dan aku akan menunggu diluar. Ya setidaknya biarkan dokter memeriksa keadaannya" kata Chanyeol.
"Tidak bisa tuan. Semua mobil bodyguard dilengkapi GPS sehingga akan ketahuan kami ada dimana saja. Dan saya tidak mau mencari masalah. Saya masih membutuhkan pekerjaan ini tuan" jelas Paman Han.
Chanyeol tidak percaya "Ishh yang benar saja! Lagian kenapa kau sangat takut pada ayahku sih? Aku saja yang selalu dimarahinya dan bahkan dipukul tidak pernah takut" ia benar-benar sudah tidak mengerti lagi terhadap orang tuanya.
"Itu karena tuan yang terlalu nakal. Lalu apa yang akan anda lakukan?" ucal Paman Han yang membuat Chanyeol mendengus.
"Ck, kau sama sekali tidak membantu" dercak Chanyeol "Bawa aku ke hotel yang sekiranya tidak diketahui oleh siapapun terlebih ayahku" lanjutnya.
"Tapi GPS-nya tuan?"
"Sudah turuti saja mauku...biarkan nanti aku memikirkannya. Aku juga pastikan kau tidak akan dipecat ayah"
"Baiklah, Tuan"
.
.
Baekhyun membuka mata dan merasakan seluruh tubuhnya terasa begitu panas. Baekhyun gusar dalam tidurnya. Dia pun bangun dan ingin beranjak dari ranjang dan keluar mencari udara segar. Namun, kedua kakinya mendadak terasa seperti jelly. Dia tidak bisa menopang tubuhnya, hingga membuat dirinya terjerembab.
"Kau sudah bangun? Astaga Baekhyun!" Chanyeol yang tiba-tiba masuk ke dalam seketika panik melihat Baekhyun terjatuh.
Chanyeol menghampiri Baekhyun dan menopang tubuh namja itu untuk membantunya berdiri.
Baekhyum merasakan desiran darahnya ketika Chanyeol menyentuhnya. Kulitnya meremang merasakan sentuhan Chanyeol di kedua bahunya sekalipun itu masih terbalut pakaian yang ia kenakan.
Baekhyun mencengkram kedua lengan Chanyeol. Wajahnya terlihat sangat tersiksa dan seperti menahan sesuatu--terlihat saat ia menggigit bibir bawahnya hingga memerah.
Chanyeol bingung dengan tingkah Baekhyun. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi pada Baekhyun.
"Baekhyun lihat mataku? dan katakan kau kenapa?" tanya Chanyeol sangat khawatir.
Baekhyun menggeleng lemah. Cengkraman tangannya pada kedua bahu Chanyeol semakin mengerat. Ia tidak tahan lagi. Dia ingin Chanyeol menyentuhnya lebih.
Baekhyun akhirnya memandang Chanyeol dengan kedua mata sayunya. Baekhyun terlihat benar-benar pasrah.
Chanyeol terkejut ketika melihat wajah Baekhyun yang entah kenapa saat ini beribu-ribu kali lebih manis dari biasanya. Baekhyun memandangnya sayu dengan bibir bawah yang digigit dengan seksi. Oh, shit! membuat Chanyeol gila.
Sentuh aku, Chanyeol-ah...
.
.
Chanyeol (dewasa) masih berada di depan hotel. Sekarang dia tidak tahu harus melakakukan apa lagi. Dia hanya bergemul dengan pikirannya apakah dirinya dapat menghamili Baekhyun dalam sekali berhubungan? Sebab dimasa lalu dulu, dia menyetubuhi Baekhyun berulang kali. Tapi, masa iya dia harus membuat mereka berhubungan terus? Ini benar-benar gila.
Setelah lama ia melamunkan rumitnya pikiran yang berlalu lalang diotaknya, Chanyeol pun memutuskan untuk pergi mencari makan. Oh iya, beruntung sekali sebelum masuk ke masa lalu, dia sempat membawa beberapa lembar uang. Setidaknya uang yang ia bawa cukup untuknya selama berada dimasa lalu. Lagipula, sepertinya tidak akan lama lagi dia akan kembali kemasa depan. Dan apabila saat itu tiba, ia benar-benar akan menjaga dengan baik Baekhyun dan Jiwon. Bagaimanapun caranya, dia akan membawa keluarga kecilnya dalam dekapannya. Dia tidak akan pernah lagi meninggalkan keluarganya.
Chanyeol ingin meminta maaf kepada Baekhyun dan Jiwon. Dia membuat Baekhyun harus berjuang membesarkan Jiwon sendiri diusia yang masih belum cukup umur untuk memiliki seorang anak. Dan dia juga membuat Jiwon tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Anak itu juga menjaga papanya dengan baik. Jiwon memiliki tanggung jawab yang besar.
Setetes air mata membasahi pipi Chanyeol dan kemudian dia usap "Maafkan daddy Jiwon-ah..." Batin Chanyeol. Namun, jika dia mengingat-ingat, Jiwon itu anak yang menyebalkan. Memang baru bertemu, tapi sungguh anak itu benar-benar sama seperti sifatnya. Yah, Chanyeol akui dia menyebalkan. Tapi, Jiwon lebih menyebalkan. Memang ada yang bilang kalau anak akan mewarisi ayahnya 7 kali lipat. Dan Chanyeol tidak menyangka itu benar. Tapi tidak untuk ketampanan. Tetap Chanyeol merasa dirinya lebih tampan 7 kali lipat dari Jiwon. Dasar ayah yang tidak mau mengalah.
"Kenapa aku jadi memikirkan Jiwon yang menyebalkan alih-alih Baekhyunku yang manis?" Monolog Chanyeol. Baiklah, dia akan mencoba untuk memikirkan Baekhyun sekarang.
Baekhyun dari kecil hingga dewasa masih tetap cantik. Chanyeol sendiri juga tidak mengerti. Terlebih Baekhyun dewasa... Ugh! Sangat membuatnya tergila-gila. Mungkin itu yang menjadi salah satu alasan sebelum dia mengingat semuanya mengapa dia yang seorang bos mengurusi masalah receh Baekhyun ditempat kerja.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love | CHANBAEK #COMPLETED
FanfictionChanyeol tidak menyukai Baekhyun. Melihat pria itu tersenyum membuat dirinya marah. Dia iri. Sementara Baekhyun-seorang pria tuna wicara yang juga memiliki gangguan pendengaran harus menerima setiap kekerasan fisik maupun batin dari Chanyeol meskipu...