Baekhyun pulang dari lembur 2 jam kerjanya dengan naik bis karena tadi pagi ia berangkat bersama Jiwon. Sampainya di rumah ia tidak menemukan sosok anaknya itu padalhal seharusnya sudah pulang 2 jam yang lalu. Ini sudah jam 6 sore dan Seoul sepertinya akan diguyur hujan deras. Langit saja sudah menghitam dan gemuruh mulai terdengar bersautan.
Baekhyun tentu saja mengkhawatirkan keberadaan Jiwon. Terlebih lagi anak itu sama sekali tidak mengabarinya lewat pesan atau telepon.
Baekhyun sangat cemas. Setelah sampai dirumah dan mengganti pakaiannya iapun keluar mencari Jiwon. Namun, ternyata hujan sudah turun dengan deras. Tapi Baekhyun tidak peduli. Dia akan tetap mencari Jiwon karena hanya anak itulah yang satu-satunya dia punya.
Dimana kau Jiwon-ah...papa mengkhawatirkanmu
Baekhyun terus mencari keberadaan Jiwon. Ia pergi ke sekolah yang ternyata sudah tutup. Ia ketempat dimana Jiwon biasanya pergi, namun tidak ada. Ia juga tidak bisa menghubungi teman Jiwon karena anaknya itu tidak memiliki teman dekat.
Baekhyun fruatasi dan sudah merasa lelah. Meskipun ia membawa payung tapi tetap tidak bisa menghalagi tubuhnya dari air hujan. Kini bajunya bahkan basah semua.
Dia pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah halte sambil memeluk tubuhnya yang mulai terasa dingin.
Kau dimana, sayang...papa mengkhawatirkanmu...maafkan papa Jiwon-ah
Setetes air mata turun menusuri kedua pipi Baekhyun. Tapi itu tertutupi oleh air hujan yang membasahi wajahnya.
Namun, tetap saja kesedihan tidak akan bisa tertutupi. Kalaupun bisa, pasti tidak akan bertahan lama dan ketika kau sudah tidak sanggup menahannya kau akan menangis sekencang mungkin.
Baekhyun mengedarkan pandangannya kesetiap sudut jalanan yang masih dapat ia lihat. Dan berharap melihat Jiwon. Namun semuanya nihil.
Sudah hampir satu jam Baekhyun duduk di halte itu. Dan dia belum juga menemukan Jiwon.
"Papa?" suara yang Baekhyun nantikan akhirnya terdengar ditelinganya. Baekhyun seketika menoleh ke asal suara itu dan melihat anak kesayangannya tengah mendekat ke arahnya.
"Papa kenapa hujan-hujanan seperti ini?" tanya Jiwon lalu duduk disamping Baekhyun dan menggenggam erat kedua tangan papanya.
Papa mencarimu...papa sangat khawatir kau belum pulang dan tak mengabari papa sama sekali
Jiwon menghembuskan napas. Raut wajahnya menyiratkan perasaan bersalah "Maafkan Jiwon papa" ucapnya yang kemudian memeluk tubuh Baekhyun dengan erat-berusaha memberikan kehangatan.
Anniya...papa yang seharusnya minta maaf karena tidak bisa mengerti dirimu.
Ucap Baekhyun dengan lemah.
Jiwon menggeleng "Tidak, Pa...maafkan Jiwon. Jiwon sudah bersikap tidak sopan pada papa...Jiwon sayang papa" ucap Jiwon sambil menatap kedua mata Baekhyun setelah melepas pelukannya.
Papa juga sayang Jiwon
Ucap Baekhyun yang kemudian menyenderkan kepalanya didada bidang Jiwon. Sementara Jiwon memeluknya dan menyingkirkan beberapa rambut yang menghalangi wajah cantik papanya itu.
Mungkin beberapa orang yang melihat itu menganggap mereka sebagai sepasang kekasih.
.
.
"Cih, ternyata seleranya dengan seorang pelajar. Menjijikan" desis Chanyeol dalam mobilnya yang terjebak macet ketika melihat dua orang yang ia kenal sedang bermesraan di halte.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love | CHANBAEK #COMPLETED
FanfictionChanyeol tidak menyukai Baekhyun. Melihat pria itu tersenyum membuat dirinya marah. Dia iri. Sementara Baekhyun-seorang pria tuna wicara yang juga memiliki gangguan pendengaran harus menerima setiap kekerasan fisik maupun batin dari Chanyeol meskipu...