Hari ini akhirnya Jungkook mengambil cuti untuk menjaga istrinya. Tak mungkin dia meninggalkan istrinya dalam kondisi seperti ini. Dia bahkan memutuskan untuk tak perlu mengganti pakaian kantornya hari ini. Untunglah dokter mengatakan Lisa hanya kelelahan dan efek rasa takut membuatnya pingsan akhirnya. Jungkook lega mendengarnya. Namun di sisi lain, dia tetap saja khawatir, terlebih ketika dia mengingat perkataan di surat itu. Dia takut, pelaku itu akan berhasil mencelakai Lisa ke depannya. Jungkook tak mau terjadi apapun kepada istrinya itu.
Jungkook mengelus punggung tangan Lisa. Dia belum menghubungi kedua orang tua Lisa, mengingat Lisa selalu memohon untuk tidak memberitahukan kepada orang tuanya. Lisa tak mau orang tuanya khawatir dan Jungkook menyetujuinya, asal tidak terlalu parah seperti hari ini. Lisa hanya pingsan, bukan terluka parah.
Tapi tentu saja Jungkook akan mengatakan hal ini kepada kedua orang tua Lisa, cepat atau lambat. Mereka tetap harus tahu. Dia akan mendiskusikan bersama Lisa kapan waktu yang tepat untuk berbicara.
“Maaf, Lisa-ya. Karena aku, nyawamu sekarang terancam. Kau terseret masalah karenaku,” ujarnya—begitu menyesal.
Tangannya menggenggam tangan istrinya, sebelah tangannya mengusap lembut rambut Lisa yang masih belum sadarkan diri. Jungkook menghela napasnya kala merasakan dadanya sesak—rasa bersalah dan khawatir. Dia kemudian mengecup pelan punggung tangan Lisa. Dia berharap, Lisa bisa segera sadar. Sudah cukup lama dia tidak sadarkan diri.
Hingga akhirnya Jungkook mengalihkan pandangan ke arah ponselnya yang ada di nakas ketika ponselnya berbunyi. Jungkook mengambil ponselnya dan keningnya berkerut kala melihat yang meneleponnya adalah nomor yang tak dikenal. Namun Jungkook akhirnya memutuskan untuk mengangkatnya, biasanya memang ada beberapa rekan kerja yang mengganti nomor dan meneleponnya.
“Halo,” sapanya saat sambungannya sudah tersambung.
“Halo, Jungkook-ssi. Bagaimana kabarmu dan kabar istrimu? Ah ya, aku lupa. Dia baik-baik saja, batunya tidak mengenainya sama sekali.”
Jungkook awalnya bingung sejenak. Namun tak lama rahangnya sontak mengeras dengan tatapan menajam. Tak perlu waktu lama untuk menyadari, jika pria ini adalah orang yang melemparkan batu di jendela kamarnya dan Lisa, hendak mencelakai Lisa. “Kau tahu tidak dirimu sangat pengecut?” tanyanya dingin. Tapi tersirat kemarahan yang jelas disana dengan aura mendominasi.
Jungkook bisa mendengar tawa dari seberang sana. Licik sekali. “Aku tahu, Jeon. Tapi untuk mengambil sesuatu yang diinginkan, kita memang harus mengorbankan semuanya. Bahkan jika cara itu mungkin pengecut.”
“Jungkook-ssi.” Yonggi memanggil. Dia tadi masuk hendak memeriksa keadaan saja. Namun melihat Jungkook yang menahan amarahnya sukses membuatnya penasaran juga. Jungkook juga tak menjawabnya. Tampaknya yang meneleponnya adalah orang yang cukup penting atau memang salah satu pelakunya.
“Kau adalah laki-laki, tapi sikapmu seperti banci,” umpatnya. “Kau seharusnya menghadapiku langsung, brengsek. Kenapa kau membawa istriku, menyeretnya dalam masalah ini?”
“Awalnya targetku hanya kau. Tapi aku tahu, istrimu itu akan selalu melindungimu, menyingkirkannya dulu adalah hal mudah, kau juga sudah ada bodyguard. Terlebih kau juga mencintai istrimu kan? Orang tuamu sudah tidak ada. Jadi, pasti istrimu seperti semangat hidupmu. Jika istrimu itu meninggal, lebih mudah untuk menjalankan rencanaku kan?”
Jungkook merasakan amarahnya semakin naik. Tangannya bahkan mengepal erat. Jungkook kembali berbicara, “Kalau sampai terjadi sesuatu kepada Lisa, kubunuh kau. Dimana pun kau berada!” Nadanya bahkan sudah naik.
“Benarkah? Aku menunggu kau menemukanku. Cepat lenyapkan aku atau istrimu yang akan lenyap.”
“Brengsek! Ya!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life [LK]✅
RomanceJeon Jungkook, yang biasa dipanggil Jungkook adalah anak yatim-piatu sejak kecil. Jungkook menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO, karena Ayahnya yang meninggal beserta Ibunya dalam kecelakaan. Jungkook menikah dengan gadis bernama Lalisa Manoban...