“Apa?!”
Jungkook melebarkan matanya. Dia benar-benar terkejut bukan main. Lisa sendiri menahan tawa melihat reaksi Jungkook yang lucu dan menggemaskan. Lisa mengangguk sebagai jawaban.
“Iya. Itu benar. Itu kenapa aku menjadi sensitif. Itu mungkin membuatmu bertanya-tanya. Lagi pula, ini salahmu sendiri. Kau sudah berjanji, namun kau malah tidak menepatinya,” ujar Lisa diakhiri dengusan kesal membuat Jungkook mengusap lehernya dengan lelehan kecil. Nyatanya, Lisa masih kesal karena perbuatannya.
“Iya-iya. Maafkan aku, ya? Aku yang salah. Seharusnya aku tidak seperti itu.” Jungkook kemudian langsung memeluk Lisa erat, melampiaskan kebahagiaannya. Dia benar-benar bahagia bukan main. “Terima kasih, Lisa. Aku sangat bahagia. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu,” ujar Jungkook dan mempererat pelukannya.
“Benarkah? Bukankah kau hanya mencintai pekerjaanmu? Bekerja saja lagi. Tinggalkan aku dengan anakku,” sindir Lisa, kemudian melepas pelukannya dengan Jungkook paksa. Wajahnya cemberut yang membuat Jungkook gemas bukan main.
“Tidak, Sayang. Tidak akan pernah lagi. Aku akan meluangkan waktu untukmu. Kau sendiri tahu, aku ada proyek besar yang harus kukerjakan dengan cepat. Jadi, aku mau tidak mau harus bekerja keras dan lembur seperti ini. Tapi, ketika semua selesai, aku tidak akan lembur lagi.” Jungkook memberikan penjelasan.
Lisa melirik sinis. “Tapi, seharusnya tidak setiap hari! Kau tahu betapa rindunya aku padamu?!” kesalnya.
Jungkook mengangguk cepat. “Iya. Aku mengerti. Maafkan aku. Aku akan meluangkan waktu untukmu dan anak kita.” Jungkook tersenyum, lalu dia jongkok di depan perut Lisa, lalu mengusapnya lembut. “Aku akan menjaga kalian berdua. Appa akan menjagamu sampai kau lahir,” ujarnya lembut.
“Benarkah? Lihat saja. Nanti juga lembur.” Lisa berucap seakan-akan mewakili anaknya.
Jungkook mendongak, menatap Lisa, kemudian tertawa kecil. “Tidak akan, Sayang. Aku serius. Aku bekerja keras dan terus lembur, jadi proyeknya sudah hampir selesai. Aku tidak perlu lembur lagi.”
Lisa menoleh dengan mata melebar. “Benarkah?!” tanyanya dan Jungkook mengangguk. “Kyaa!” Lisa berteriak kesenangan, kemudian langsung memeluk Jungkook untuk melampiaskan kebahagiannya.
Jungkook lekas membalas pelukannya. Turut senang. Jungkook merasa bersalah justru melihat Lisa begitu senang karena artinya Jungkook memang sudah kekurangan waktu untuk istrinya ini. Pantas saja Lisa marah besar—walau ada faktor anaknya juga. Bodohnya memang Jungkook selalu lembur.
“Kau berjanji, kan, Oppa? Kau tidak akan lembur, kan?” tanya Lisa antusias.
Jungkook tersenyum karena Lisa sudah menyebutkan ‘Oppa’ juga. “Tak akan. Aku sudah berjanji, Sayang. Mungkin ada beberapa kali, aku, kan, tidak bisa mengontrol. Tapi, hanya sesekali.”
“Iya. Yang penting tidak setiap hari. Terima kasih, Oppa!” Lisa memeluk Jungkook semakin erat.
Jungkook membalas dengan senang juga. Kata ‘Oppa’ menunjukkan Lisa tandanya sudah tak marah lagi kepadanya dan itu cukup membuat Jungkook lega. “Tidak perlu minta maaf, Sayang. Apa kau sudah memaafkanku? Kesalahan bodohku?” tanya Jungkook memastikan dan Lisa mengangguk cepat.
“Iya. Asal kau tidak lembur setiap hari. Itu lebih dari cukup untukku.”
Jungkook tersenyum bahagia. Walau rasanya ada yang mengganjal karena walaupun Lisa sudah memaafkannya, masih ada rasa bersalah di hatinya. “Maaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Janji. Aku mencintaimu.”
“Aku juga, Oppa,” balas Lisa dengan pelukan semakin dieratkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life [LK]✅
RomanceJeon Jungkook, yang biasa dipanggil Jungkook adalah anak yatim-piatu sejak kecil. Jungkook menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO, karena Ayahnya yang meninggal beserta Ibunya dalam kecelakaan. Jungkook menikah dengan gadis bernama Lalisa Manoban...