Jungkook akhirnya memilih duduk di kursi yang ada di taman belakang rumahnya. Kepalanya sengaja Jungkook dongakkan ke atas agar air matanya tidak jatuh. Tapi usahanya terasa sia-sia karena sekali berkedip air matanya jatuh. Jungkook akhirnya membiarkannya. Membiarkan air matanya mengalir sesukanya setelah dia tahan mati-matian. Air mata yang ditahannya semenjak anaknya yang keguguran sampai hari ini. Dia berpura-pura kuat sampai sekarang dan Jungkook bisa lelah tentunya.
Jungkook mengusap wajahnya untuk melampiaskan perasaan frustasinya. Jungkook menunduk, membiarkan rambutnya ditiup dengan angin yang setia hadir. “Kenapa harus seperti ini? Kenapa harus anakku? Dia bahkan belum lahir,” lirih Jungkook. “Selain itu, Lisa juga begitu sedih. Kenapa? Kenapa tidak aku saja yang mengalami penderitaan? Kenapa harus mereka?” tanya Jungkook. Dia menatap langit malam di atas sana.
“Jungkook.”
Jungkook terkejut dan sontak menoleh. Menemukan Yejun tengah berjalan ke arahnya. Matanya melebar, buru-buru dia menghapus air matanya kasar, menarik napas dan senyumannya. “Appa—”
“Tidak perlu tersenyum seperti itu. Tak usah berpura-pura. Aku sudah melihat dan mendengarnya dengan jelas,” sela Yejun sukses membuat Jungkook terdiam. “Siapapun akan hancur melihat istrinya seperti ini. Keluarkan semuanya, di hadapanku. Tidak perlu memendamnya di hadapanku,” sambung Yejun seraya duduk disamping Jungkook.
Jungkook hanya menarik satu senyuman tipis. Menghela napasnya. “Aku ingin terlihat kuat di hadapan Lisa. Aku tak mau hancur tepat di hadapannya. Tapi, aku juga menderita sebenarnya. Aku sedih. Kehilangan anakku dan penderitaan Lisa. Terlebih, aku tidak pernah melihat Lisa sesedih itu selama bertahun-tahun aku mengenalnya.”
“Benar. Dia tidak pernah sesedih itu.”
“Karena itulah aku begitu hancur. Aku bingung. Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Dia adalah wanita yang baik. Kenapa Tuhan memberikan ujian semacam ini padanya?”
“Tuhan menyayangi anakmu dan istrimu.”
Kening Jungkook berkerut. “Maksud Appa?”
Yejun tersenyum tipis. “Tuhan ingin menguji kekuatan Istrimu dan kau dalam menghadapi semua ini. Dia tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kita. Percayalah. Ketika kau dan Lisa bisa melewatinya, akan ada hal indah yang menunggu kalian.”
“Hanya Lisa yang menderita dalam hal ini.”
“Kau juga.” Yejun menghadap ke depan sejenak. “Suami yang menceraikan istri karena tidak bisa hamil sudah banyak, Kook. Atau jika tidak menceraikan, suaminya akan marah, menganggap istrinya tidak bisa menjaga kandungannya dengan baik. Padahal itu bukan salah istrinya. Tapi kau berbeda. Kau hanya memikirkan Lisa, istrimu. Kau benar-benar mencintai Lisa dengan tulus. Aku salut denganmu. Lisa sangat beruntung mendapatkanmu.”
“Aku yang beruntung mendapatkan Lisa, Appa,” elaknya sukses membuat Yejun terkekeh dan mengangguk saja—mengiyakan.
“Kook, kau benar-benar tidak akan meninggalkan putriku kan?” tanyanya lagi setelah suasana hening menyergap beberapa saat.
Jungkook sendiri buru-buru menggeleng. “Tidak akan, Appa. Sangat brengsek jika aku melakukannya,” jawabnya cepat sukses membuat Yejun tersenyum lega. Entah kenapa, walau dia tahu Jungkook tak akan melakukannya, dia ingin bertanya lagi dan mendengar jawaban yang meyakinkan itu.
“Aku percaya kau tak akan meninggalkan Lisa.”
***
Sinar matahari dan suara alarm berhasil membuat Lisa akhirnya terbangun dari tidurnya. Dia mengerjapkan kedua matanya berkali-kali. Berusaha mengumpulkan kesadaran. Hingga ketika kesadarannya terkumpul sepenuhnya, dia tersadar Jungkook tak ada disampingnya. Setelah mengedarkan pandangan, Jungkook juga tidak ada. Seingatnya, kemarin Jungkook menyanyikan lagu untuknya sampai tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life [LK]✅
RomanceJeon Jungkook, yang biasa dipanggil Jungkook adalah anak yatim-piatu sejak kecil. Jungkook menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO, karena Ayahnya yang meninggal beserta Ibunya dalam kecelakaan. Jungkook menikah dengan gadis bernama Lalisa Manoban...