Lisa dengan tatapan kosongnya mengarah ke arah batu nisan kedua orang tuanya. Hanya sendirian. Dia pergi tanpa memberi tahu siapapun, dia ingin sendiri. Bahkan dia terpaksa memberikan minuman dengan obat tidur dosis kecil kepada bodyguardnya. Dia hanya mau sendiri. Dia ingin melepas rindu, tangisnya kepada kedua orang tuanya, walau tak bisa dilihatnya lagi.
“Aku benar-benar merindukan kalian.” Lisa berusaha agar nada suaranya tak terdengar gemetar. Tapi dia gagal. “Maaf. Kalian tidak seharusnya seperti ini. Pelaku itu melakukan ini pasti karena aku. Aku pemicunya. Maafkan aku.” Tangis Lisa benar-benar pecah.
“Aku selama ini menganggap diriku bisa melewati semuanya, rintanganku karena aku punya Jungkook, teman-teman, dan kalian. Tapi kalian pergi. Kalian berpengaruh besar juga. Bahkan aku sempat berpikir untuk menyusul kalian, tapi Jungkook tidak akan mengizinkannya.”
“Jungkook terlalu baik untukku. Iya kan?” tanyanya. Namun tentu tak ada yang menjawab. Itu membuat Lisa hanya bisa menangis. Kehilangan kedua orang tuanya adalah fakta yang menyedihkan baginya.
Namun Lisa perlahan melebarkan mata dan mendongak kala mendengar suara semak-semak, suara langkah kaki secara bersamaan.
“YA!!”
***
“Lisa-ya!”
Jungkook berteriak dengan kedua matanya yang terbuka sempurna. Jungkook menghembuskan napas kasar kala menyadari tadi hanya mimpi. Dia tak menyangka tidurnya yang tak sengaja karena kelelahan membuatnya mimpi buruk.
Walau hanya mimpi, Jungkook rasanya belum bisa tenang. Dia memilih mengambil ponsel dan menghubungi Lisa. Namun keningnya berkerut kala Lisa tak menjawabnya. Tak biasa Lisa seperti ini. Itu membuat Jungkook menjadi khawatir dan semakin menjadi ketika teleponnya yang kesekian kalinya tidak dijawab juga.
Dia hendak menelepon lagi, tapi sudah ada yang meneleponnya. “Yonggi?” gumamnya langsung. Dia segera mengangkatnya. “Halo, Yon?”
“Halo, Jungkook-ssi. Kau masih di kantor?” tanya Yonggi langsung. Napasnya terdengar tak beraturan.
Jungkook mengerutkan kening. “Iya. Memangnya kenapa? Kau juga terdengar panik.”
“L-Lisa ssi.”
Mendengar nama Lisa disebut, mata Jungkook sukses melebar. Kekhawatiran yang dirasakannya sejak tadi semakin memuncak. “Kenapa? Ada apa dengannya?” tanya Jungkook langsung. Tak sabaran. Terlebih Yonggi panik juga.
Yonggi menjelaskan, “Tadi Lisa-ssi memberikan minuman kepada Whan dan Jae, ternyata didalamnya sudah ada obat tidur dosis kecil. Untungnya aku tidak meminumnya karena sedang berteleponan dengan pihak kepolisian. Melihat Whan dan Jae yang tidur sangat pulas seperti pengaruh obat, tampaknya memamg dimasukkan obat tidur, hanya saja dosisnya tidak banyak karena mereka sudah bangun sekarang.”
“Aku segera pergi, mencari, sampai akhirnya menemukannya di pemakaman. Tadi ada yang hendak menculiknya, tapi untungnya aku sampai tepat waktu. Aku tidak berhasil menangkap karena mereka langsung menaiki motor pergi dari situ.” Yonggi akhirnya menjelaskan panjang lebar.
“Apa? Dia melakukan itu?” tanya Jungkook terkejut sekaligus tidak percaya. “Dimana dia sekarang? Dia baik-baik saja?”
“Dia masih diperiksa. Jungkook-ssi, jika kau sibuk, aku akan—”
“Dimana rumah sakitnya? Dan nomor ruangannya?” sela Jungkook.
“Dekat pemakaman orang tua Lisa. Nomor ruangan 408.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life [LK]✅
RomanceJeon Jungkook, yang biasa dipanggil Jungkook adalah anak yatim-piatu sejak kecil. Jungkook menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO, karena Ayahnya yang meninggal beserta Ibunya dalam kecelakaan. Jungkook menikah dengan gadis bernama Lalisa Manoban...