Sekarang Lisa sedang melamun di dalam kamarnya dan Jungkook. Tentu saja tengah memikirkan isi percakapan Jungkook dan pria itu. Pria yang mengancam akan membunuh Jungkook. Lisa menjadi tak tenang karena terus memikirkan hal itu. Sesak, khawatir, dan takut. Itu yang dirasakannya. Tanpa disadari, air mata Lisa kembali mengalir. Dia benar-benar tak bisa menahannya. Lisa tak peduli jika dia dikatakan cengeng. Mungkin memang begitu adanya.
“Sebenarnya siapa orang itu? Kenapa dia harus menyukaiku?” tanya Lisa dengan suara parau.
Padahal dia mengingat dia sama sekali tak memiliki hubungan dengan pria lain seperti berteman atau bersahabat kecuali Yonggi dan Hoseok. Pastinya, mereka tidak akan melakukan ini. Hoseok sudah punya Eunbi dan Yonggi sebentar lagi akan bersama Wendy—tampaknya.
Hingga mendadak pintu kamar terbuka. Namun Lisa masih melamun—memikirkan kira-kira siapa yang menyukainya. Dia tidak menyadari Jungkook sudah datang dan berjalan ke arahnya seraya membawa nampan. Diatasnya ada air putih dan roti yang sudah dioleskan selai cokelat, kemudian diletakkan tepat di nakas yang ada disamping Lisa.
Jungkook hari ini tidak ke kantor karena untuk pertama kalinya Lisa memintanya berada disini. Jungkook mengerti, Lisa hanya takut semenjak melihat percakapannya dengan pria itu. Jungkook menuruti. Dia juga tidak masalah ke kantor. Selama ini, Lisa memang yang memaksanya. Dengan keadaan Lisa seperti ini, Jungkook juga tak mau ke kantor.
“Lisa-ya, kau menangis?”
Mendengar pertanyaan yang penuh kekhawatiran itu membuat Lisa akhirnya menyadari kehadiran Jungkook. Dia menoleh, menemukan Jungkook ternyata sudah menatapnya sejak awal. Kemudian duduk di hadapan Lisa dengan raut wajah khawatir.
“Ada apa? Kau mengalami pusing dan mual yang hebat?” Memang wajar ketika Lisa menangis karena mual. Dia sudah sering mengalaminya. Muntah dan mual sampai matanya berair. Namun ketika Lisa hanya diam dan dia teringat masalah lain yang bisa membuat Lisa menangis, Jungkook sontak menghela napas.
“Lis, jangan takut atau terlalu cemas. Itu bisa berdampak ke bayi kita,” ujarnya begitu lembut dan menenangkan. “Aku juga tak mau melihatmu menangis. Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Aku akan menjaga diri.”
Lisa sendiri hanya menatap Jungkook dengan mata yang memerah dan berair. “Jika ada yang ingin membunuhku, apa kau akan tenang seperti ucapanmu?” tanyanya. Tatapannya tak hangat. Nadanya juga naik. Semua difaktori oleh ketakutan dan kecemasannya yang rasanya sudah sampai di puncak.
Jungkook juga terkejut mendengar Lisa menaikkan nada bicaranya padanya. Tapi tak lama dia tersenyum lembut. Mengerti Lisa seperti ini karena khawatir padanya.
Lisa sendiri perlahan menyadari kalau dirinya baru saja lepas kontrol. Seketika dia menjadi merasa bersalah. Dia menghela napasnya, kemudian menunduk. Tangannya naik untuk mengacak pelan rambutnya sendiri. Melampiaskan sedikit perasaan kacaunya.
“Maafkan aku, Oppa. Maaf. Aku hanya terbawa emosiku. Aku kacau,” ujarnya jujur dan menangis membuat Jungkook tak tega mendengarnya.
“Lis.” Jungkook mendekat, kemudian akhirnya memeluk Lisa dan langsung dibalas erat. “Berhentilah menangis. Kau benar-benar membuatku sedih dan khawatir juga,” ujarnya seraya mengelus punggung Lisa.
“T-Tapi, aku takut terjadi sesuatu denganmu. Kau tahu jelas. Aku mencintaimu.”
Jungkook mengangguk cepat. “Aku tahu, Lis. Tapi kau jangan sesedih ini. Aku selalu bersamamu, aku berjanji tak akan pernah meninggalkanmu. Aku sudah berjanji kepadamu kan? Kau tahu sendiri, suamimu, Jeon Jungkook, jika sudah berjanji tidak akan ,
Mengingkarinya,” ujarnya tegas dan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life [LK]✅
RomanceJeon Jungkook, yang biasa dipanggil Jungkook adalah anak yatim-piatu sejak kecil. Jungkook menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO, karena Ayahnya yang meninggal beserta Ibunya dalam kecelakaan. Jungkook menikah dengan gadis bernama Lalisa Manoban...