“Jangan bilang dia masih belum ingin makan dan pergi ke rumah sakit, Yon! Ini sudah jam dua belas dini hari! Dia bisa semakin sakit!”
Suara itu terdengar memekik di telinga Yonggi. Jungkook benar-benar khawatir, mendengar Lisa sampai sekarang tidak ingin makan. Jungkook tahu, Lisa memang masih marah kepadanya, tapi ketika marah, Lisa biasanya tidak mungkin sampai mengabaikan kesehatannya seperti ini. Jungkook bahkan yakin, Lisa akan meminta maaf kepada Yonggi karena sudah membentaknya tadi. Keadaan Lisa tampaknya benar-benar parah. Lisa juga masih marah padanya, Jungkook tak mungkin meminta Lisa untuk makan lewat sambungan telepon. Lisa masih mengunci pintu di kamar dan sama sekali tak mau membukanya.
“Itulah yang kupikirkan sejak tadi, Jungkook-ssi,” ujar Yonggi seraya melirik pintu Jungkook dan Lisa. “Apakah aku harus mendobrak pintunya? Aku memerlukan izin dari—”
“Izin apalagi, Yonggi? Dobrak sekarang!” bentak Jungkook karena sudah khawatir bukan main.
Yonggi sendiri mengangguk—reaksi spontan. “Aku akan mendobraknya.”
“Alihkan ke video call. Aku ingin melihat keadaannya.” Setelahnya Jungkook memulai terlebih dahulu, dan Yonggi mengangkatnya. Tak lama di layar Jungkook sudah terpampang pintu kamarnya dan Lisa. Tak lama Yonggi dan satu anak buahnya sudah berdiri di depan pintu—siap mendobrak pintunya.
“Lisa-ssi. Tolong buka pintunya agar aku bisa memeriksa keadaanmu. Kumohon.” Namun tetap saja tidak ada respon seperti biasanya. “Kau mendengarku, Lisa-ssi? Aku akan mendobrak jika kau tidak menjawab,” sambungnya berharap Lisa mendengar dan memilih membuka. Tapi tetap saja tidak ada perubahan membuat Jungkook semakin khawatir.
“Dobrak sekarang, Yonggi. Aku yakin ada yang tak beres,” ujarnya membuat Yonggi mengangguk.
“Baik, Jungkook-ssi.”
Yonggi langsung mendobrak pintu kamar Jungkook dan Lisa bersama satu anak buahnya yang membantunya. Jungkook hanya bisa menunggu dan melihat semua itu dari layar ponselnya. Tangan Jungkook menggengam ponselnya erat. Dalam hati, terus berdoa agar semua baik-baik saja. Hingga akhirnya pintu kamarnya berhasil didobrak membuat mata Jungkook melebar. Antusias dan lega.
Namun berbeda dengan reaksi lega yang ditunjukkan Jungkook. Yonggi malah melebarkan matanya, terkejut. “Lisa-ssi!” panggilnya, kemudian berlari masuk ke kamar disusul kedua anak buah Yonggi.
Mendengar teriakan Yonggi, Jungkook menjadi kembali cemas. Namun matanya melebar kala melihat Lisa yang sekarang sedang dihampiri Yonggi. “Lisa-ya!” panggilnya. Terkejut sekaligus khawatir.
Tentu saja khawatir. Dia melihat Lisa yang tengah menyelimuti dirinya sendiri dengan selimut tebal, tapi tampak masih menggigil. Keningnya berkerut. Bibirnya pucat. Yonggi sendiri spontan meletakkan punggung tangannya ke kening Lisa dan beberapa detik setelahnya menjauhkan tangannya seraya menatap Jungkook di layar ponselnya.
“Lisa-ssi demam. Dia tampaknya sekarang dalam keadaan tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.”
“Bawa dia ke rumah sakit, Yon! Apalagi yang kau tunggu?!” teriak Jungkook.
Yonggi mengangguk. Jungkook jarang sekali membentaknya. Hanya saja kecemasan Jungkook sudah di ambang batas. Yonggi tahu dari hanya sekilas melihat raut wajah Jungkook yang kacau bukan main. Merasa bersalah, menyesal, khawatir, dan takut, menyergap menjadi satu.
Yonggi lekas menggendong Lisa, membawanya menuju ke mobil mereka yang diparkir agar Lisa segera dibawa ke rumah sakit. Yonggi mendudukkan Lisa di kursi penumpang, kemudian duduk disampingnya. Mereka lekas menuju ke rumah sakit. Di seberang sana, Jungkook memperhatikan wajah Lisa yang pucat dengan kecemasannya. Lisa seperti ini karenanya sukses membuat Jungkook merutuki dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life [LK]✅
RomanceJeon Jungkook, yang biasa dipanggil Jungkook adalah anak yatim-piatu sejak kecil. Jungkook menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO, karena Ayahnya yang meninggal beserta Ibunya dalam kecelakaan. Jungkook menikah dengan gadis bernama Lalisa Manoban...