Dengan tak semangat Lisa menyiapkan sarapan pagi untuk Jungkook. Hari ini dia harus segera ke kantor. Terpaksa sebenarnya. Hari ini, Jungkook harus rapat dengan rekan kerjanya mengenai kerja samanya dan Sehun, ada juga Sehun disana. Jungkook tak bisa meninggalkan atau tidak masuk ke rapat. Jadi, Jungkook terpaksa kesana.
Lisa sendiri, andai saja dia tidak melihat percakapan Jungkook dengan pria itu, Lisa pasti dengan senang hati menyiapkan dan membiarkan Jungkook ke kantor. Dia tak akan membiarkan Jungkook untuk tidak masuk ke kantor. Tapi sekarang situasinya berbeda. Dia benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan percakapan itu. Terlebih mereka belum bisa mendapatkan siapa pelaku semua ini. Jika memang pelakunya Sehun—sesuai dugaan Jungkook—maka artinya Jungkook dekat dengan pria itu membuat Lisa cemas. Takut terjadi sesuatu dengan Jungkook.
Jungkook sendiri menghentikan langkahnya yang hendak ke meja makan seraya memakai jas kantornya saat melihat Lisa yang tengah mengoleskan selai ke roti dengan tatapan kosong ke depan. Jungkook langsung tahu, apa yang dikhawatirkan Lisa sampai melamun seperti ini dan tidak bersemangat.
Lisa terkejut ketika Jungkook mendadak memeluknya dari belakang. Tanpa menoleh, dia sudah tahu ini siapa. “Kau sudah siap? Duduklah. Rotinya akan segera selesai.”
Lisa dengan cepat mengoles roti dengan selai cokelat. Tapi dia berhenti ketika Jungkook mendadak menahan tangannya. Mengambil roti miliknya dan memakannya. Tapi masih memeluk Lisa—enggan melepaskannya.
“Aku sudah menghabiskannya.”
Lisa hanya tersenyum mendengarnya. Merasakan Jungkook yang semakin mengeratkan pelukannya, meletakkan kepalanya pundak Lisa. “Aku akan baik-baik saja. Jangan khawatir.”
Lisa sendiri hanya mengangguk lemah. “Iya.”
“Aku tahu, kau hanya terpaksa mengatakannya.”
Lisa sendiri terdiam mendengarnya. Perkataan Jungkook memang tepat sasaran. Jadi, dia tak bisa menjawab atau membantah. “Maaf, Lis, hari ini aku akan kembali lebih lama dari biasanya karena kemarin aku tidak datang ke kantor. Tapi kau jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Kau bisa meneleponku, kapan saja,” bisiknya.
Lisa sendiri merespon dengan anggukan pasrah. Saat ini, dia benar-benar tak bisa menahan Jungkook pergi. Dia tidak bisa egois juga. Dia yakin, satu perusahaan membutuhkan Jungkook. Walau dia pasti akan gelisah seharian. Jungkook sendiri memeluk Lisa semakin erat. Dia juga akan khawatir setengah mati jika posisinya dan Lisa ditukar.
“Saat pulang akan aku bawakan buah untukmu, yang asam agar mualnya berkurang. Jika kau menginginkan sesuatu, beritahu aku. Aku akan berusaha mendapat dan memberikannya kepadamu.”
“Aku mengerti,” jawabnya dengan senyuman yang dipaksakan.
Jungkook sendiri mengecup pipi Lisa pelan. Lisa hanya diam. Sampai dia terkejut ketika Jungkook mendadak melepaskan pelukan mereka, membalikkan tubuh Lisa dan mendaratkan bibirnya di bibir Lisa. Yonggi, Whan, dan Jae juga terkejut melihatnya. Ketiganya sontak menutup mata dan berbalik, Jae bahkan sampai tersedak ludahnya sendiri karena pemandangan live di hadapannya.
Jungkook sendiri perlahan menjauhkan wajahnya ketika cukup lama bibirnya berada disana. “Aku akan kembali. Jangan khawatir.”
Lisa sendiri tersenyum mendengarnya. Jungkook lega karena senyuman yang ditunjukkan Lisa sekarang bukan senyum paksa. Melainkan senyuman yang tulus. Mendengar ucapan Jungkook sukses membuatnya tenang karena Jungkook sangat serius dan tegas saat mengatakannya. Walau tentu saja, dia masih khawatir, tapi setidaknya sekarang dia lebih tenang.
Perlahan Lisa mengangguk, mengambilkan tas kantor Jungkook dan memberikan padanya. “Aku percaya padamu,” ujarnya.
Jungkook sendiri mengambil tasnya dengan senyuman tulus. “Itu adalah senyuman yang ingin kulihat sejak tadi,” ujarnya. Kemudian mencolek hidung Lisa pelan. “Aku akan berangkat ya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life [LK]✅
RomanceJeon Jungkook, yang biasa dipanggil Jungkook adalah anak yatim-piatu sejak kecil. Jungkook menggantikan posisi Ayahnya sebagai CEO, karena Ayahnya yang meninggal beserta Ibunya dalam kecelakaan. Jungkook menikah dengan gadis bernama Lalisa Manoban...