Daulat adalah milik caping dan palu. Ia bukan kemewahan jas dan dasi.
Ruang kerjamu yang dingin kami biayai dengan tubuh yang berpanas. Kenyang perut keluargamu berhulu dari lambung kami yang terpencil dari nasi.
Dudukmu di sana bukan untuk bergelak tawa apalagi liburan atas nama kunjungan kerja.
Mikrofon di ruang sidangmu adalah hak bagi lirih kami bernyanyi sebab kami tidak mengutusmu menjadi badut-badut berpeci.
Sabar kami kau tafsirkan untuk memperpanjang ongkang-ongkang kaki padahal marah kami adalah terjungkalnya tubuhmu.
Kami mengelus dada kau artikan untuk memperpanjang pesta haha-hihi padahal kepal kami yang meninju langit adalah jerit ketakutan pita suaramu.
Tuan dan puan, kami tidak mengutus bokongmu untuk duduk cantik di singgasana.
V/XII/MMXX