Palagan Merdeka

100 4 0
                                    

Di Surabaya peluru bersarang di banyak dada. Badan gugur memeluk bumi, demi sang dwi warna berkibar tinggi.
      
Saat kami robek biru dari merah dan putih, kami telah sepakat sodorkan nyawa, tunaikan hihad tanpa pamrih.
      
Raga menjadi tumbal agar merdeka senantiasa kekal.
      
Dari Ambarawa hingga Medan Area, nyawa kami tukar dengan kemerdekaan yang sukar pudar.
      
Tulang belulang kami remuk dilindas musuh. Ikhlas kami gugur dalam perang agar anak dan cucu tidak menjadi kaum terbuang. Seperti para moyang.
      
Hujan bom dan badai desingan peluru buas mencincang badan. Tabah kami bertempur agar pribumi bertahta di bumi yang subur.
       
Perlawanan kami tunaikan. Tiada mengharap imbalan atau dikubur di pemakaman pahlawan.
      
Perjuangan kami godok agar rumah kita berhenti dirampok. Agar anak negeri tiada lagi diludahi sebagai kelas kedua yang didera dan sukar mengganjal lapar serta dahaga.
      
Gugurnya badan kami agar lahir republik tanpa penindasan yang abadi.
      
Raga kami tukar dengan merdeka agar sang saka dwi warna kekal berjaya.
   
   
    
   
   
    
     
III/VIII/MMXX

Di Persimpangan RevolusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang