Bunda melepas kami untuk pergi menggempur benteng tirani. Ia berkata bahwa suara titipan manusia Indonesia lebih dari cukup membuat rubuh banyak senjata.
Otoriter tak pernah hancur digilas pasukan panzer. Ia lebur digempur almamater.
Pedih gas air mata tidak sebanding dengan perih manusia Indonesia yang dipaksa membengkokkan tulang punggung kepada pemodal kaya dan bengis mandala.
Hari ini Bunda relakan juang kami menjemput adil dan kemanusiaan yang abadi.
Telah kami khatamkan jalanan demi jalanan kota, hidupi suara Pak Wiji hingga Marsinah.
Gerilya kami jelas tuntut keadilan hingga tuntas. Mengarak amanat rakyat menuju Senayan dan Istana yanh terhormat.
Sampaikan suara ke banyak telinga penghuninya paket rintihan lapar dan sengsara manusia Indonesia.
Hari ini Bunda restui kami tunaikan revolusi.
II/IX/MMXX