I
Kami menjelma rusa di tanah yang gersang ini. Berkarib dengan teror dalam habitat belantara peradaban kota yang remuk dan remah tulang-belulang negara yang runtuh. Hari-hari adalah tentang sebuah pelarian panjang dengan mata senantiasa awas dari sergapan tiap jerat ranjau dan hidung yang waspada membaui kedatangan pemburu. Bayang-bayang saling samar berbaur, sukar dikenali antara siluet tubuh kaum terburu atau bayangan tubuh pemburu, bayang keduanya bersaudara. Api disemai dan merekah ranum di seluruh jantung peradaban yang sekarat, menetaskan sebuah ekosistem nyala raya yang megah mengarantina tubuh-tubuh.
Kami diburu, memenuhi takdir memanjangkan langkah demi langkah pengembaraan, berlari membawa badan yang tertuduh pion-pion sang tiran. Malam-malam dingin dalam perburuan menjadikan kami mengharap nyenyak menyelimuti lelap sebab mimpi pulas telah lama dirampok oleh dentuman bedil para pemburu.
II
Bom yang meledak meremukkan istana sang tiran, menjadikannya sebuah tungku perapian ibukota. Setiap jantung peradaban disesaki oleh kaum martir yang menuntut kelahiran bayi anarki. Awal musim perburuan telah tiba. Pemburu mengutus panzer uang tiada lelah mengendus jejak kami untuk kemudian dikoyak satu per satu. Koloni burung besi tiada menyerah mendermakan hujan bom di sarang-sarang untuk menjadikan kami biru abu. Upeti yang ditarik disulap menjadi artileri pemusnah hayat.
Terfitnah sebagai kaum pengkhianat yang menghamba kudeta, kami melakoni skenario menjadi orang-orang terburu yang mengembara menghindari kalap pemburu yang mengirim badai peluru untuk menerjang tubuh. Di tanah yang telah menjadi gersang kami menjelma rusa, tak terhitung badan yang rubuh diburu menjadi tumbal atas kudeta yang naif. Sebagai imbalan dipaksa bersekutu dengan orang-orang yang membidani anarki.
III
Di negeri yang telah menjadi tanah anarki ini kami menjelma rusa. Berhabitat luka dan duka. Berkarib teror. Mengembara menghindari armada martir dan mandala sang tiran yang kalap saling merahmati kecamuk perang di sebuah musim perburuan nasional yang menahun.
IV/XI/MMXIX
