Pelurumu terlambat, Tuan. Mawar yang kami semai telah besar gerogoti angkuh tembok-tembok. Hari saat kau tarik pelatuk itu adalah masa raja tua serahkan kunci istana.
Kami hadiahi mawar ke sepenjuru mata angin, kabarkan kepada rakyat bahwa daulat telah didapat, beritahu buruh untuk akhirkan sujud.
Peluru terlambat, Pak Tua. Jantung kami memang telah selesai pompa darah bagi tubuh imami gerilya. Kami warisi engkau sebuket revolusi.
IX/XII/MMXX