Pemodal arak badut ke kursi panglima agar mudah tunaikan syahwat kapitalis penuhan laba. Bagaimana pun kita keras berteriak para badut tak peduli, simpati mereka cekak.
Sibuknya badut adalah rakit surga untuk tuannya, derma neraka kepada akar rumput selamanya. Lain hari diisi ongkang-ongkang kaki, tidur, pura-pura mati.
Balas budi hingga mati dengan leher terkalung rantai besi. Punggung adalah tulang yang membengkok kepada penyuap nasi.
Kita diwakili badut-badut garang yang dosanya haram ditentang. Disuruh diam saja, kita dipaksa kunyah derita sementara sang badut kuduskan sabda raja lalim dan pemodal gila laba.
Percuma kita melantang bersuara, harga diri badut sudah menjadi barang niaga, bekerja untuk senangkan raja dan penderma upah.
XVI/X/MMXX