Di mana nurani Saudara mempersilakan manusia Indonesia habiskan usia membuat pemodal kaya raya?
Di mana urat malu Saudara masih saja khusyuk rakit derita walau rakyat sudah haturkan mosi tidak percaya?
Di mana harga diri Saudara tunaikan berahi pemodal yang rakus laba, khianati rakyat yang telah menderma suara?
Di mana kewarasan Saudara kadoi rakyat dengan berbuket lara di musim pebuh bencana?
Di mana prestasi Saudara hari-hari hanya tidur, sekalinya kerja hasilnya ngawur?
Di mana kehormatan Saudara kami rakyat pemegang mandat penuh murka acungkan jari tengah kepada kerja konyol Saudara?
Di mana kedua mata Saudara nihil menonton kami buruh Indonesia dengan ragam derita yang baka?
Di mana kuping Saudara tak pernah terisi oleh jerit lapar kami pekerja yang asing dengan sejahtera?
Di mana kemanusiaan Saudara perlakukan kami sebagai kerbau pekerja dipaksa suburkan kapitalis sepanjang usia?
Turut berduka cita atas berpulangnya nurani dewan kita. Kami haturkan pula banyak belasungkawa atas menguapnya kemanusiaan orang-orang di Senayan.
VI/X/MMXX