Kata-kata adalah senjata kami semai ia pada angkuh tembok yang membelah sesama saudara. Tirani oleh gerilya kata-kata dipaksa uzur dan hancur. Dari kuburnya Berlin kini merdeka dan anggun dalam subur.
Kami hadiahi revolusi ke banyak tirani. Tak jarang badan menjadi tumbal di Tiananmen dan banyak lapangan jagal tempat darah terserak kekal. Ah, namun juang fardhu diimani agar kemanusiaan tinggi berdiri.
Bagaimanapun juga kami khusyuk melawan sebab Xinjiang adalah rahim dan pusara bagi badan. Sampai kapanpun gerilya mesti dihidupi karena kami adalah pemilik sah Palestina dan masjid suci.
Dalam barisan gerilya kami tinggalkan di rumah budaya dan agama. Panji kemanusiaan adalah muara bagi seluruh hormat. Kami arak ia menuju singgasana dalam khidmat.
Buket revolusi siap kami kirim ke banyak istana agar dari kubur Rahwana mekarlah keadilan untuk kemudian agung bertahta.
III/X/MMXX