Kami bertanya di mana letak nurani Saudara penjarakan kami karena menjaga rimba, hajar dan tangkap kami karena lantang bersuara tolak alam yang didera?
Ah khilafnya kami. Nurani Saudara telah lama dibeli, sehari-hari abdikan diri sebagai peliharaan korporasi.
Hari ini krisis nurani dan akal sehat telah lama mati. Tanah adat dirampas dan tubuh kami digilas.
Ah kami lupa republik ini punya raja dan segenap hambanya, dibagi rata dengan pemodal kaya. Di pikiran agung mereka kami hanya menyewa.
Ini tanah air kita penuh derita dan air mata.
XXVII/VIII/MMXX