Kami hanya tukang gali kubur. Sejak lama kami tak pernah berhenti sulap tanah air menjadi pusara.
Tugas kami sekadar bumikan bungkusan kafan. Kami tak pernah bertanya mengapa peluru-peluru menghuni dada sebab telinga kami telah pekak duluan oleh bunyi senjata.
Kami tak pernah bertanya mengapa si mayit disesaki luka sebab mata kami telah saksikan duluan pesta derma derita.
Kami hanya tukang gali kubur. Hari ini kami kebumikan enam mayit dengan badan penuh lubang mengaga.
Seperti kami makamkan Salim Kancil, Munir, Trisakti, Marsinah, dan mayit huru-hara '65 kami tak pernah bertanya sebab tugas kami sekadar menggali kubur.
Nanti kami beranikan bertanya mau menggali di mana lagi apabila sepenjuru tanah air telah penuh oleh pusara penentang raja dan hambanya.
XVII/XII/MMXX