Mata yang Penat Menangis

30 3 0
                                    

Sudah habis air mata kami memandikan mayat bapak dan ibu yang badannya habis digerogoti lara sebab tak sudi ikhlaskan tanah dan rumah hancur dijarah dan dijajah.
     
Sudah habis baju dan celana menjadi kafan pembungkus tulang belulang saudara kami yang layu dan mati di dalam jeruji selepas semai benih gerilya di tembok-tembok tinggi.
      
Sudah habis darah kami menulis nama di banyak batu: Marsinah, Munir, Salim Kancil, Suyat...
   
    
   
      
   
    
      
I/XII/MMXX

Di Persimpangan RevolusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang