M 2 (Hujan)

146K 4.5K 52
                                    

Hai hai aku kembali lagi disini. Ada beberapa info yang perlu kalian ketahui.

Jadi kemarin aku kan sempat publisin cerita judulnya aldys. Sekarang cerita itu sudah aku ganti judulnya. Jadi sekarang kalian ikutim cerita ini aja ya.

Jangan lupa juga kasih vote dan komennya biar semangat update dong..

Happy reading
.
.
.

Al menatap pantulan dirinya didepan cermin sejenak. Kemudian tatapannya beralih pada botol botol yang terbuat dari kaca didepannya. Kini pikiran al kembali pada perkataan papanya semalam. Soal perjodohan itu. Membuat seketika emosinya kembali memuncak.

Al mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa papanya membuat keputusan untuk menjodohkannya dengan gadis itu. Gadis yang sangat dihindarinya beberapa tahun ini. Ya, meskipun papanya tidak tau tentang hal itu namun, kenapa papanya masih saja mencoba menjodohkan dirinya.

Ia belum setua itu hingga harus segera menikah. Atau papanya memilih menikahkannya lebih cepat karena takut jik tak lama lagi al akan....

"Arrgggg"

Pyarrrrr

Seketika cermin itu pecah saat al menghantamnya untuk meluapkan emosinya. Semenjak mendengar soal perjodohan itu, al jadi lebih mudah emosi. Apalagi setelah ia tau dengan siapa ia akan dijodohkan.

Al mengambil serpihan cermin itu. Menatap dirinya dari sana yang terlihat kacau.

Tiba tiba wajahnya berganti oleh wajah seseorang yang melihat kearahnya dengan tatapan sendu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba tiba wajahnya berganti oleh wajah seseorang yang melihat kearahnya dengan tatapan sendu. Dari tatapan itu terlihat gurat kekecewaan yang besar. Air mata mengalir membasahi pipi itu.

Al terkejut melihatnya. Ingin rasanya ia memeluk orang itu namun ia tak bisa. Hati al bergetar. Entah mengapa ia merasa sakit melihat air mata itu.

Namun tiba tiba wajah itu mulai memudar dan akhirnya hilang. Kini al kembali melihat wajahnya. Tanpa sadar ia mengepalkan tangannya kuat kuat, hingga tangannya terluka. Namun al tak peduli.

Pikirannya benar benar kacau. Sangat kacau. Ia tak tau harus melakukan apa. Ia bimbang. Ia hancur. Ia sakit. Semua rasa itu bercampur menjadi satu, membuatnya terduduk lemas disana.

"Tuhan kenapa takdirmu seperti ini" lirihnya.

***********

Gladys membuka kedua matanya perlahan. Ia mengedarkan pandangannya kesekitar.

Ternyata dirinya masih berada dikamar mommy dan daddynya. Namun mereka berdua sudah tidak ada disana. Pasti daddynya sudah bersiap kekantor saat ini dan mommynya tentu saja sibuk menyiapkan berbagai hal.

Gladys terduduk diranjang itu sebentar untuk mengumpulkan nyawanya. Kemudian ia turun dari ranjang itu dan berjalan keluar kamar.

Saat keluar kamar sayup sayup gladys mendengar suara orang yang sedang berdebat. Suara itu seperti milik daddy dan kakaknya.

3. Moonlight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang