WARNING!! CERITA DEWASA
Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan
CERITA MASIH LENGKAP
Sinar rembulan yang menjadi saksi bahwa kamu mencintaiku ~●Moonlight●~
"Kak sakit.. hiks"
"Kenapa menangis? Bukankah kamu menyukai jika kus...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayahnya siapa nih? Yang merasa anaknya angkat kaki anda 🤣
Jangan lupa vote dan komennya ya untuk segera next part
Happy Reading
❤Salam dari ayah❤ . . . .
Suara tangis khas anak bayi terdengar bergitu keras dikamar gladys dan al. Siapa lagi jika bukan suara gamma. Mendengar suara tangis putranya, membuat gladys terbangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih sangat mengantuk gladys berjalan menuju box tidur gamma.
"Uhhh sayang cup cup.. kamu haus ya?" Ucap gladys sambil menimang anaknya dan mulai memberikannya Asi.
Gladys melihat ke arah jam di dinding. Menunjukkan pukul dua dini hari. Itu artinya ia baru saja tidur satu jam yang lalu. Karena gamma terbangun pukul sepuluh dan akhirnya kembali tertidur pukul dua belas. Gladys melihat ke arah al yang tertidur begitu pulas. Al juga sama dengan dirinya baru saja tertidur satu jam yang lalu, karena menemani gladys menjaga gamma sambil menyelesaikan pekerjaannya. Dan setelah gamma tertidur gladys masih menemani al menyelesaikan pekerjannya hingga pukul satu. Sehingga gladys membiarkan saja al tidur dengan tenang.
Sebuah sofa yang ada di sudut ruangan menjadi pilihan gladys untuk duduk disana sambil memberikan asinya pada gamma. Putra kecilnya yang berusia seminggu itu sudah kembali terlelap namun masih meminum asinya. Gladys bersyukur karena asinya keluar cukup lancar jadi gamma tidak sampai kekurangan. Gladys mengusap kepala gamma dengan lembut, kemudian ia menyandarkan tubuhnya di sofa itu. Terasa begitu nyaman, hingga akhirnya membuat gladys kembali merasakan kantuk dan mulai tertidur.
Al bergerak dalam tidurnya. Dengan mata masih terpejam tangannya bergerak ke arah sebelah ranjangnya, berniat untuk memeluk istrinya seperti biasa. Namun saat ia merasa tak kunjung menjangkau tubuh gladys membuat al membuka kedua matanya. Ia mengerutkan dahinya saat melihat gladys tak ada ditempatnya. Akhirnya al memutuskan untuk bangun dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Dan al menemukan keberadaan gladys di sofa, tidur dalam posisi duduk dan gamma yang ada di pangkuannya.
Al mulai melangkahkan kakinya ke arah gladys. Ia melihat gamma sudah tertidur dengan nyenyak. Bahkan ia sudah melepaskan puting gladys dari mulutnya, sehingga asi gladys yang memang keluar cukup banyak sampai menetes netes. Hal itu membuat al membuang nafas kasar. Bagaimana tidak, saat ini sebelah payudara gladys terlihat begitu jelas dimatanya dan terlihat begitu menggoda.
"Sabar..." guman al sambil mengelus dada.
Al mengambil gamma dari pangkuan gladys, berniat untuk menidurkannya di box lagi. Namun meski al bergerak dengan sangat pelan dan hati hati tetap saja membangunkan gladys. Gladys yang merasakan pergerakan langsung terbangun karena terkejut. Ia mengira gamma terjatuh karena sudah tak ada di pangkuannya.
