Jangan lupa vote dan komen
.
.
.
.
.
.Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Dengan sendirinya gladys terbangun dari tidurnya. Mungkin memang sudah kebiasaannya bangun dijam seperti ini.
Gladys melihat kesampingnya. Masih ada al yang tertidur pulas. Perlahan gladys mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang. Matanya terus memperhatikan wajah al yang terlihat damai dalam tidurnya.
Terlihat tampan. Tak ada ekspresi wajah cuek, kesal dan datar. Yang gladys lihat saat ini adalah wajah al yang tenang dan damai seperti dulu saat mereka bersama. Akhirnya gladys bisa melihat wajah itu lagi.
Dalam hati gladys cukup senang karena al ternyata mau tidur seranjang bersamanya. Gladys pikir al tidak akan mau tidur bersama. Namun gladys salah. Meskipun apa yang dikatakan al semalam ditelfon yang gladys yakini dengan alice, membuat hatinya sakit.
Gladys sadar, dirinya memang terlalu mengalah. Terlalu pasrah dengan keadaan. Dan itu semua membuat dirinya terlihat sangat bodoh. Namun jika dipikirkan kembali, dalam hubungan ini posisinya lah yang salah.
Al menjalin hubungan dengan alice ketika dirinya dan al sudah tak lagi bersama. Al dan alice menjalin hubungan cukup lama. Kemudian tiba tiba gladys ditempatkan diantara mereka berdua. Bukan, bukan alice yang salah tetapi dirinyalah yang menjadi penghalang antara al dan alice. Gladys juga tidak bisa menyalahkan al, karena jika memang al mencintai alice, ia bisa apa. Tak mudah merubah rasa cinta kepada seseorang.
Gladys menghela nafasnya. Memikirkan hal itu membuatnya ingin menagis dan sedih. Baru kemarin ia menikah, tidak seharusnya ia terlihat sedih. Gladys harus bahagia.
Perlahan gladys menurunkan kedua kakinya dari ranjang. Kaki telanjangnya memyentuh lantai berkarpet itu. Ketika ia akan berdiri tiba tiba tangannya dicekal oleh seseorang. Siapa lagi jika bukan al. Gladys otomatis langsung menoleh, melihat ke arah al yang masih memejamkan matanya.
"Kenapa kak?"tanya gladys.
"Bentar lagi ada orang suruhan aku yang nganter baju buat kamu. Terus kamu pesen makanan aja. Aku masih ngantuk" ucap al masih dengan mata terpejam. Gladys terperangah mendengar perkataan al. Kamu aku?
Sangat terasa asing untuk didengar.Pasti karena al masih setengah sadar jadi pria itu berbicara dengan bahasa aku kamu.
Tok tok tok
Gladys melihat ke arah pintu. Pasti itu adalah orang suruhan al yang membawakan baju untuknya. Gladys segera membuka pintu kamarnya, dan benar apa yang ia perkirakan. Seorang pria berpakaian serba hitam berdiri didepan pintu dengan senyum lebar.
"Permisi nyonya. Ini pakaian anda. Tuan al yang menyuruh saya membelikannya untuk anda" ucap pria itu dengan ramah. Gladys tersenyum kaku kepada pria itu. Pasalnya ia masih tidak terbiasa dengan panggilan nyonya untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Moonlight (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan CERITA MASIH LENGKAP Sinar rembulan yang menjadi saksi bahwa kamu mencintaiku ~●Moonlight●~ "Kak sakit.. hiks" "Kenapa menangis? Bukankah kamu menyukai jika kus...