Jangan lupa vote dan komen
Salam dari gladys
.
.
.
.
Al sedang sibuk memasang dasinya sendiri sambil sesekali melirik kearah gladys yang tengah sibuk merias wajahnya dengan make up natural di depan meja rias. Sejak kejadian kemarin di ruang kerja al, mereka sama sekali belum saling bicara. Bahkan hanya untuk melihat ke arah al saja, gladys enggan melakukannya.
Seperti saat ini. Biasanya gladys akan membantunya untuk bersiap siap. Namun sekarang gladys sama sekali tak peduli pada al.
Jujur al kesal karena diabaikan seperti ini oleh gladys. Namun ini adalah yang di inginkannya sejak awal. Jadi al juga memilih diam dan tak memperdulikan gladys juga. Entah hal ini akan bertahan sampai kapan.
Al sudah rapi dengan pakaiannya. Sedangkan gladys masih sibuk untuk menguncir rambut panjangnya. Tanpa mengatakan apapun al mengambil ponselnya dan berjalan keluar dari kamar.
Gladys melihat kepergian al melalui pantulan di cermin. Setelah al benar benar pergi, gladys menghela nafasnya. Tiba tiba ia merasa lesu. Al sama sekali tak peduli padanya. Bahkan setelah kejadian itu tak ada kata maaf darinya. Gladys tidak tau sampai kapan hatinya akan kuat menahan semua ini. Mungkin sebentar lagi ia akan menyerah. Karena saat ini saja gladys sudah mulai kehilangan semangatnya untuk memperjuangkan cinta al lagi.
Setelah ia sudah siap, gladys mengambil tas nya dan memasukkan semua barang penting nya dalam tas. Kemudian ia keluar dari kamar untuk berangkat menuju butiknya.
Saat gladys menuruni tangga, ia mendengar suara al yang sedang yang sedang marah entah kepada siapa. Karena suara al semakin terdengar keras akhirnya gladys memutuskan untuk menemuinya.
"Kak kenapa sih marah marah kayak gitu?" Tanya gladys langsung saat melihat al sedang memarahi dua orang bodyguard yang biasanya berjaga di pintu masuk rumah dan seorang maid yang nampak sedang memegang sebuah kemonceng. Mendengar suara gladys, Al langsung menoleh dan menatap tajam kepadanya.
Al melemparkan sebuah buket bunga mawar merah yang berukuran cukup besar kepada gladys. Dengan sigap gladys menangkap buket bunga itu. Ia nampak bingung saat melihat buket bunga itu yang entah diberikan untuk siapa.
"Bunga siapa ini?" Tanya gladys.
"Lo ga buta huruf kan? Baca sendiri kartu ucapannya" ucap al dengan perkataan dan nada yang tidak enak didengar. Suasana disitu sangat hening. Sehingga semua pasti bisa mendengar dengan baik apa yang dikatakan oleh al. Gladys tak mau ambil pusing untuk meladeni al. Ia memilih mencari kartu ucapan di bunga itu dan mencari tau nama pengirimnya.
Di kartu ucapan itu tertera, nama gladys sebagai si penerima dan nama dave sebagai sipengirim. Seketika tubuh gladys menegang. Pantas saja jika al sampai murka. Gladys tak berani menatap kearah al.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Moonlight (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan CERITA MASIH LENGKAP Sinar rembulan yang menjadi saksi bahwa kamu mencintaiku ~●Moonlight●~ "Kak sakit.. hiks" "Kenapa menangis? Bukankah kamu menyukai jika kus...