Yang kemarin sempat siyokkk waktu baca awal awal partnya maaf keun ya 🤗🤗 sengaja emang, hehe...
Jadi itu ceritanya, gladys lagi ngambek dan sok sok an ga ngakuin al jadi suaminya. Terus al ngikut aja permainannya gladys.
Dan sekarang, yuk kecerita. Jangan lupa vote dan komen ya buat next partnya
Happy reading
Salam dari gladys
.
.
.
.
.
Gladys membuka dengan sangat pelan salah satu pintu kamar yang ada dirumah besarnya. Disana terlihat ada sella yang sudah terlelap diatas ranjangnya. Gladys mendekat kearah sana. Menarik selimut untuk menutupi tubuh sella yang meringkuk itu. Tangannya terulur untuk membelai kepala itu dengan lembut.
"Tidur yang nyenyak ya. Jangan sedih sedih lagi.." guman gladys.
Kemudian ia keluar dari kamar itu dan menutup pintunya. Gladys menuruni tangga dengan pelan sambil memegangi perutnya. Benar kata al, ia tidak bisa jika harus bolak balik naik turun tangga. Ini adalah pertama kali gladys naik turun tangga setelah sekian lama tapi ia sudah sangat kelelahan.
"Gimana?" Tanya al yang tiba tiba muncul di ujung tangga. Pria itu masih mengenakan setelan kerjanya. Al baru pulang dari kantor. Melihat gladys yang sepertinya sedang ngap itu, membuat al berinisiatif untuk menemuinya.
"Eh eh.. kak al aku berat. Jangan di gendong" ucap gladys namun al hanya diam saja sambil tersenyum. Gladys sama sekali tidak membuatnya keberatan. Al menggendong gladys dan mendudukkannya di sofa ruang tengah. Mereka duduk bersama disana dengan gladys yang bersandar di bahu kokoh al. Meski keras namun nyaman.
"Sella gimana?" Tanya al lagi.
"Udah tidur. Semoga aja nyenyak. Kasian, dia nggak banyak nangis atau pun mengeluh tapi sorot matanya aku lihat ada kesedihan disana" ucap gladys.
Gladys ingat, saat sella mengetahui neneknya juga meninggal dihari yang sama dengan kakeknya gadis kecil itu hanya menangis dalam diam. Air matanya deras menetes namun tak ada isakkan dibibirnya. Setelah pemakaman, sella di ajak oleh al dan gladys untuk pulang bersama mereka. Karena tidak akan ada yang menjaga sella disana.
Sella senang saat al dan gladys mengajaknya tinggal dirumah mewah ini. Al dan gladys memberikan segala keperluan sella, menawarinya ini itu dan sella hanya mengiyakannya saja. Namun kebahagian sella masih terbebani oleh dukanya. Sehingga gladys tak bisa melihat kebebasan dalam diri sella. Sudah dua hari sella tinggal dirumah itu, dan saat ditanya oleh gladys sella selalu bilang jika ia tidak tidur dengan nyenyak. Saat ditanya kenapa, sella menjawab tidak tau. Tetapi gladys paham, jika sella merindukan kakek neneknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3. Moonlight (END)
RomanceWARNING!! CERITA DEWASA Ini murni imajinasi author yang di tuangkan dalam sebuah tulisan CERITA MASIH LENGKAP Sinar rembulan yang menjadi saksi bahwa kamu mencintaiku ~●Moonlight●~ "Kak sakit.. hiks" "Kenapa menangis? Bukankah kamu menyukai jika kus...